Dalam rangka melestarikan permainan tradisional, Mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) Universitas Negeri Semarang yang berlokasi di Desa Candiroto Kecamatan Candiroto Kabupaten Temanggung mengajak anak-anak setempat untuk ikut serta bermain permainan tradisional melalui festival dolanan anak.
Di era digital sekarang ini perkembangan teknologi sangat pesat hal ini menyebabkan munculnya berbagai macam permainan modern. Fenomena ini menyebabkan anak-anak lebih tertarik pada permainan modern yang menawarkan efesiensi waktu bermain dan lebih mudah dalam memainkan permainan. Munculnya permainan modern yang biasanya di akses melalui peralatan elektronik berupa smartphone, dimana pada masa ini hampir semua anak memiliki smartphone yang membuat permainan tradisional semakin lama ditinggalkan.
Sebagian anak-anak di Desa Candiroto masih memainkan beberapa permainan tradisional, tetapi tak sedikit yang telah mengenal permainan online yang lebih menarik, mereka tak jarang mengakses permainan online yang menyita waktu kebersamaan anak-anak pada umumnya. Semakin canggihnya teknologi yang berkembang dapat mengancam terlupakannya permainan tradisional, maka dari itu sudah sepatutnya kita kenalkan kembali permainan tradisional tersebut pada anak-anak agar tetap bertahan meski perkembangan teknologi semakin pesat.
Program kerja festival dolanan anak merupakan progam kerja yang bertujuan untuk mengenalkan berbagai macam permaianan tradisional sekaligus menghidupkan kembali permainan tradisional yang sudah jarang dimainkan. Festival dolanan anak dilaksanakan tanggal 10 November 2019 di Dusun Gondang, Desa Candiroto yang diikuti oleh anak-anak dari jenjang TK, SD hingga SMP. Permainan tradisonal yang di mainkan dalam festival dolanan antara lain balap karung, bakiak, engklek, dakon, lompat tali, ketapel, ular tangga, gasing, dam-daman, telpon kaleng dan bitingan.
Sistem permainan yang dimainkan dimulai dengan adanya demonstrasi (mencontohkan) terlebih dahulu oleh mahasiswa KKN UNNES kepada anak-anak. Setelah anak-anak paham cara memainkannya, lalu di bentuk kelompok untuk bertanding dengan kelompok lainnya. Cara permainannya ialah berbentuk estafet dengan memainkan balap karung dilanjut bakiak dan yang terakhir ketapel. Jika kelompok yang berhasil memainkan ketiga permainan tersebut secara tepat dan cepat maka ialah pemenangnya. Reward kelompok yang menang berupa permainan tradisional seperti ketapel.
Selaian bermain anak-anak dapat belajar nilai-nilai yang terkandung dalam permainan tradisional seperti kerjasama, kreativitas, kekompakan dan lainnya. Kegiatan ini mendapat sambutan yang baik dari para orangtua dan anak-anak. Terbukti saat acara berlangsung banyak anak-anak di Desa Candiroto antusias mengikuti kegiatan festival dolanan tersebut. Melalui kegiatan ini diharapkan anak-anak memiliki rasa kecintaan terhadap permainan tradisonal agar tetap lestari seiring perkembangan zaman yang semakin maju.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H