Mohon tunggu...
Maya Nirmala Sari
Maya Nirmala Sari Mohon Tunggu... Freelancer - Dosen - Editor Website Bisnis dan Keuangan

Peduli lingkungan dan cinta buah-buahan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cincin Rudy

30 Oktober 2015   13:40 Diperbarui: 30 Oktober 2015   14:05 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ah, mataku selalu sakit jika sedikit saja melirik ke kilatan sinar putih itu. Cincin perak yang selalu melingkar di jari manismu, berkelap-kelip ditimpa semburat senja.

"Aku benci cincin itu!" gumanku, pelan tapi cukup mengagetkanmu.

"Kenapa, Ly?" tanyamu dengan lembut.

Aku diam, membuang pandangan ke lalu lalang mahasiswa yang menghabiskan sore dengan jogging.

"ga suka silver?" Rudy mengelus-elus cincinnya, "ini kan bagus, yang desain Nina sendiri loo.."

Aaarrgghh... kenapa tidak peka sekali? Aku menjerit dalam hati. Bukan masalah silver atau emas, Rudy. Bukan pula tentang desain dan modelnya. Persetan dengan itu semua!

Aku tidak suka cincin itu karena kenyataan bahwa itu cincin tunanganmu dengan Nina. Cincin itu tak pernah lepas darimu, seolah pertanda betapa sayang dan cintanya kamu dengan Nina. Bahkan, rayuanku pun tak berhasil memaksamu untuk melepas cincin itu semenit saja.

Rudy, kita telah bertahun-tahun bersama. Kita telah saling mengerti karakter masing-masing. Lupakah kamu tentang purnama demi purnama yang kita pandangi bersama dalam satu ranjang? Lupakah kamu kita pernah demikian melarat dan makan sepiring berdua dalam satu hari? 

Saat ini, bisa dibilang kita telah sukses. Kita bukan lagi mahasiswa yang tinggal satu kamar berdua. Kau sudah bekerja di sebuah perusahaan media besar di Solo. Sedangkan aku juga sudah punya usaha sendiri yang sedang berkembang. Lalu, kau tanpa beban bercerita tentang Nina. Tentang pertunanganmu. Tentang mimpimu bersama istri cantik dan bayi-bayi mungil.

"Rudy... aku perlu bicara" aku menatap orang yang ku cintai itu dengan nanar.

"Boleh. Tapi jangan bilang kamu mencintaiku, Alyando" kata Rudy, tegas.

Terasa halilintar menyambar. 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun