Anies Rasyid Baswedan, calon presiden nomor urut 1, meraih perhatian saat menghadiri Foreign Policy Conference of Indonesia (FPCI) di Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, pada Sabtu (2/12/2023). Suatu pertanyaan menarik diajukan oleh salah satu peserta, yang menanyakan kepada Anies tentang tokoh-tokoh favoritnya dengan siapa ia ingin makan malam jika diberi kesempatan berkhayal. Anies memberikan jawaban dengan menyebutkan tiga tokoh panutannya: Nabi Muhammad SAW, Nelson Mandela, dan Mahatma Gandhi.
Tiga pilihan Anies mencerminkan kebesaran dan keinspirasian dari sudut pandang yang berbeda. Anies mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Suri Tauladan bagi Umat Muslim, sementara Nelson Mandela dihormati sebagai Bapak Afrika Selatan yang gigih memperjuangkan kebebasan bagi Kulit Hitam. Meskipun belum sempat Anies menjelaskan kenapa memilih tokoh ke-3 Mahatma Gandhi, riuh tepuk tangan mewarnai acara tersebut atas kekaguman terhadap ketiga tokoh.
Lalu siapakah Mahatma Gandhi, tokoh yang menjadi salah satu idola dari calon Presiden?
Mahatma Gandhi, dikenal sebagai pemimpin pergerakan kemerdekaan India, menonjolkan diri dengan ajaran non-kekerasan dan perjuangan damai untuk mencapai tujuan politik. Pendekatan filosofisnya terhadap perubahan sosial dan politik telah menciptakan warisan yang mendalam dan mengilhami banyak pemimpin dunia, termasuk Anies Rasyid Baswedan. Salah satu aspek utama yang bisa diambil dari sosok Gandhi adalah pendekatannya terhadap perubahan sosial dan politik melalui prinsip non-kekerasan atau yang dikenal sebagai "ahimsa." Pendekatan ini mengajarkan bahwa perubahan yang sejati hanya dapat dicapai melalui cara damai dan tanpa kekerasan.
Sebagai seorang pemimpin, Mahatma Gandhi menunjukkan kekuatan kepemimpinan moral. Ia hidup dengan prinsip-prinsip etika tinggi dan kejujuran, memberikan teladan bagi para pemimpin untuk mengikuti jalur kebenaran dan keadilan. Konsep "satyagraha" yang dianutnya, yaitu perlawanan tanpa kekerasan, menekankan pentingnya mempertahankan kebenaran dengan damai.
Selain itu, Mahatma Gandhi dikenal sebagai tokoh kritis yang tidak ragu untuk mengkritik pemerintah atau kebijakan yang dianggapnya tidak sesuai dengan nilai-nilai keadilan. Ia menyuarakan pendapatnya secara terbuka dan berani, bahkan ketika berhadapan dengan tekanan politik atau penindasan. Kemampuannya untuk mempertahankan prinsip-prinsipnya dalam menghadapi berbagai tantangan menunjukkan pentingnya ketegasan dan ketangguhan moral dalam kepemimpinan.
Gandhi juga menekankan pentingnya pelayanan masyarakat dan pengabdian kepada rakyat. Pemimpin seharusnya tidak hanya berfokus pada kekuasaan dan kepentingan pribadi, tetapi juga harus mendedikasikan diri untuk melayani dan memajukan kesejahteraan masyarakat.
Seiring Indonesia memasuki proses pemilihan presiden pada bulan Februari 2024 mendatang, marilah kita mengambil inspirasi dari ajaran Mahatma Gandhi. Dalam menghadapi tantangan politik, mari menjunjung tinggi nilai non-kekerasan, kebenaran, dan pelayanan kepada rakyat. Pemilihan bukan hanya soal merebut kekuasaan, tetapi juga tentang tanggung jawab moral untuk menciptakan perubahan positif dan memastikan kemajuan yang berkelanjutan bagi Indonesia.
Seperti Gandhi mengajarkan, keberanian berbicara dan bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan serta moralitas dapat membimbing kita melalui proses demokrasi dengan integritas. Dalam memilih dan dipilih, mari kita bersatu demi menciptakan lingkungan politik yang damai, adil, dan memberdayakan. Dengan bersama-sama mengaplikasikan nilai-nilai ini, kita dapat membentuk masa depan Indonesia yang lebih baik untuk semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H