Mohon tunggu...
Mayang Nuraini
Mayang Nuraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - UIN Sunan Ampel Surabaya

Communication Science UIN Sunan Ampel Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Iklan Brand Zara Dikecam Publik Diduga Dukung Genosida di Palestina

14 Desember 2023   17:52 Diperbarui: 14 Desember 2023   17:52 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seiring dengan perkembangan zaman, media sosial menjadi salah satu teknologi yang terus berkembang pesat beriringan dengan kemajuan gaya hidup manusia. media sosial memiliki peran penting dalam kehidupan manusia seperti untuk berkomunikasi, bertukar informasi dan masih banyak lagi. Salah satu media sosial yang paling populer dan banyak digunakan oleh manusia di berbagai negara adalah Instagram, tak hanya sebagai sarana media hiburan saja instagram menjadi media sosial yang memiliki peluang besar dalam berbisnis. Dengan menggunakan aplikasi instagram seseorang atau suatu perusahaan dapat melakukan brand awareness dengan menayangkan iklan dalam bentuk foto maupun video. Banyak brand-brand ternama dalam maupun luar negeri menggunakan aplikasi instagram sebagai wadah mereka melakukan kegiatan pemasaran salah satunya adalah brand fashion internasional yaitu Zara.

Zara merupakan salah satu brand fashion ternama di dunia dari negara spanyol, yang didirikan oleh Amanico Ortega pada tahun 1975. Brand Zara telah bergabung di Insagram mulai tahun 2012, namun belum diketahui pasti kapan tepatnya brand Zara mulai bergabung menggunakan media sosial instagram untuk mempromosikan merek dan produknya. Belakangan ini brand Zara mengalami kontroversi mengenai campaign iklan yang dirilis dinilai mendukung genosida yang terjadi di tanah palestina. Pada 7 Desember 2023 di laman instagramnya Zara memposting koleksi terbarunya yaitu The Jacket dari seri Atelier, postingan tersebut dikecam oleh banyak warganet yang menilai jika konsep campaign zara menyindir keadaan yang sedang terjadi di palestina.

Pada postingan campaign terbaru Zara menampilkan seorang model yang menjadi wajah dari campaign "Zara Alteir" yang sedang menggendong manekin yang dibungkus dengan kain putih, pada postingan foto lainya model tersebut juga terlihat berdiri disebuah kotak kayu yang terlihat seperti peti mati, properti yang nampak pada postingan tersebut terdapat reruntuhan puing beton, patung bergeletakan dan postingan foto lainya yang menampakkan manekin tanpa lengan. Para warganet banyak yang mengkritik jika visualisai foro tersebut sama dengan gambaran kondisi yang terjadi di Palestina akibat gempuran genosida Israel, terutama pada postingan model menggendong manekin yang dibungkus kain putih mirip dengan foto jenazah korban palestina yang dibungkus kain kafan.

Akun instagram zara mendapat puluhan ribu komentar warganet yang mengecam brand Zara atas postingan campaign iklan tersebut, dari isi komentar tersebut warganet banyak berkomentar membela palestina dengan mengirim emoticon bendera palestina juga mengancam brand Zara dengan seruan #boycottZara, penggunaan #boycottZara tidak hanyak dilakukan di aplikasi Instagram saja, akan tetapi juga dilakukan di aplikasi X hingga menjadi tranding di aplikasi tersebut. hal serupa mengenai konflik Zara ternyata pernah terjadi di tahun 2021. Zara pernah viral mengenai konflik kepala desaigner Zara Vanesa Perilman mengirim pesan rasis kepada model palestina mengenai islamophobia dan anti-palestina.

Setelah seruan warganet pro palestina viral untuk memboikot brand tersebut, Zara menghapus postingan produk "The Jacket" pada laman instagram juga situs web mereka, kemudian Zara mengupload pesan klarifikasi di postingan feed Instagram. Zara menyampaikan klarifikasi mengenai postingan kontroversi tersebut, mereka menjelaskan jika foto-foto campaign tersebut dilakukan di studio patung pada bulan juli dan baru melakukan pemotretan pada bulan September. "Kampanye yang dibuat pada bulan Juli dan difoto pada bulan September, menghadirkan seri gambar patung yang belum selesai di studio pematung, dan dibuat dengan tujuan sendiri untuk menampilkan pakaian kerajinan dalam konteks seni," ungkap Zara pada postingan instagram. Zara juga menjelaskan jika pihak mereka tidak menyangka campaign ini akan menyinggung perasaan masyarakat dan dihubungkan dengan kondisi genosida di palestina.

Banyak sekali pihak yang menyuarakan pemboikotan brand Zara, para influence dari berbagai negara dan bannyak pihak lainya mengecam campaign tersebut. seniman palestina Hazem Harb menanggapi dan menyuarakan boikot pada Brand Zara "Menggunakan kematian dan kehancuran sebagai latar belakang fesyen adalah tindakan yang sangat jahat, keterlibatannya, dan seharusnya membuat kita marah sebagai konsumen. Boikot Zara," tulis Harb di laman instagram.

Setelah Zara memposting pesan klarifikasi, alih-alih mendapatkan dukungan, postingan tersebut terus dibanjiri sekitar 291.743 komentar yang berisi kecaman dari para masyarakat pro palestina, banyak netizen yang mengungkapkan rasa kekecewaan pada brand fashion tersebut, dan juga para warganet menyatakan pada komentar jika tidak percaya dengan klarifikasi tersebut karena terlihat jelas jika Zara melakukan klarifikasi secara terpaksa agar brand tersebut tetap aman tidak dapat seruan boikot.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun