Mohon tunggu...
MAYANG BUNGAA
MAYANG BUNGAA Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melawan Diskriminasi di Rumah Tangga: Pentingnya Menghargai Pasangan Hidup

12 Maret 2024   04:36 Diperbarui: 12 Maret 2024   04:53 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apakah anda pernah merasa kasihan ketika melihat ketidakadilan dalam hubungan pernikahan di sekitar lingkungan anda? Bagaimana perasaan anda jika pasangan di lingkungan sekitar anda direndahkan atau diperlakukan tidak adil hanya karena latar belakang pendidikan atau status sosialnya? Dalam tulisan ini, kami ingin mengajak anda untuk membahas isu yang sering diabaikan ini dengan harapan menciptakan kesadaran yang lebih luas akan pentingnya membangun hubungan yang sehat, saling menghormati, dan adil.

Dalam hubungan pernikahan, keadilan, penghargaan, dan kesetaraan adalah fondasi yang sangat penting. Namun, kenyataannya, masih ada banyak pasangan yang terperangkap dalam pola yang merugikan, di mana satu pihak merendahkan atau memperlakukan pasangannya secara tidak adil berdasarkan pendidikan atau status sosialnya. Hal ini bukan sekadar masalah pribadi; ini adalah cerminan dari budaya patriarki yang merusak, yang tidak hanya mengganggu individu yang terkena dampaknya, tetapi juga mengancam keseluruhan masyarakat.

Perlakuan semacam ini adalah bentuk ketidakadilan yang mencoreng esensi hubungan. Setiap individu, tanpa terkecuali, harus dihormati dan diperlakukan setara, tanpa pandang gender atau latar belakang pendidikan. Tidak ada justifikasi untuk merendahkan seseorang berdasarkan status sosial atau pendidikan mereka.

Selanjutnya, perilaku ini menguatkan pola kekuasaan yang tidak seimbang dalam hubungan. Ketika satu pihak mengeksploitasi kelemahan atau keterbatasan pasangannya untuk keuntungan pribadi, itu merusak esensi kemitraan dalam pernikahan dan menciptakan ketidaksehatan yang berkepanjangan dalam rumah tangga.

Selain itu, sikap ini juga memperkuat siklus ketidaksetaraan dan diskriminasi gender yang meluas. Ketika norma-norma patriarkal dibiarkan berkembang di dalam rumah tangga, mereka menghasilkan lingkungan yang tidak kondusif bagi pertumbuhan dan pengembangan individu, terutama perempuan. Ini menciptakan ketidaksetaraan yang termanifestasi dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari pendidikan hingga pekerjaan, dan hingga keputusan rumah tangga.

Oleh karena itu, perlu ada perubahan dalam paradigma dan perilaku yang merendahkan pasangan hidup berdasarkan latar belakang mereka. Ini membutuhkan kolaborasi dalam membangun hubungan yang didasarkan pada saling menghargai, mendukung, dan memuliakan, tanpa memandang faktor eksternal seperti pendidikan atau status sosial. Masyarakat secara keseluruhan juga perlu bersatu untuk mengatasi akar penyebab ketidaksetaraan gender dan memperjuangkan lingkungan yang inklusif dan adil bagi semua individu.

Ada beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan bargaining position perempuan dalam hubungan pernikahan dan aktivitas program pemberdayaan perempuan:

  1. Pendidikan dan Pelatihan: Program pemberdayaan perempuan harus fokus pada memberikan akses yang lebih besar kepada perempuan terhadap pendidikan dan pelatihan keterampilan. Dengan meningkatkan pendidikan dan keterampilan, perempuan dapat memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan mandiri secara finansial.

  2. Penguatan Ekonomi: Memberikan dukungan finansial dan akses ke sumber daya ekonomi kepada perempuan, seperti kredit mikro dan pelatihan kewirausahaan, dapat meningkatkan kemandirian finansial mereka. Hal ini dapat membantu perempuan memperoleh kepercayaan diri dan meningkatkan posisi tawar mereka dalam hubungan pernikahan.

  3. Pendidikan Kesetaraan Gender: Program pemberdayaan perempuan juga harus mencakup pendidikan kesetaraan gender yang mempromosikan kesadaran tentang hak-hak perempuan dan mengatasi norma-norma patriarki yang merugikan. Pendidikan ini harus diselenggarakan tidak hanya untuk perempuan, tetapi juga untuk pria, sehingga mereka dapat menjadi sekutu dalam perjuangan untuk kesetaraan gender.

  4. Penguatan Jaringan Dukungan: Membangun jaringan dukungan dan solidaritas antara perempuan adalah kunci dalam meningkatkan posisi tawar mereka dalam hubungan pernikahan. Program pemberdayaan perempuan dapat membantu memfasilitasi pembentukan jaringan ini melalui kelompok dukungan, seminar, dan pertemuan komunitas.

  5. Advokasi dan Pembelaan Hak: Penting untuk memperkuat lembaga-lembaga dan mekanisme hukum yang dapat melindungi hak-hak perempuan dalam hubungan pernikahan. Ini termasuk mengadvokasi untuk perubahan kebijakan yang mendukung kesetaraan gender dan memberikan bantuan hukum kepada perempuan yang mengalami kekerasan atau penindasan dalam rumah tangga mereka.

  6. Pengembangan Keterampilan Komunikasi: Program pemberdayaan perempuan harus mencakup pengembangan keterampilan komunikasi yang efektif, termasuk negosiasi dan pemecahan konflik. Dengan memiliki keterampilan ini, perempuan dapat lebih percaya diri dalam mengungkapkan kebutuhan dan keinginan mereka dalam hubungan pernikahan.

Dengan mengimplementasikan solusi-solusi ini, diharapkan perempuan dapat memiliki posisi tawar yang lebih kuat dalam hubungan pernikahan dan mampu memperjuangkan hak-hak dan kebutuhan mereka dengan lebih efektif.

Mari kita renungkan bersama bahwa setiap individu memiliki nilai dan martabat yang sama, tidak peduli latar belakangnya. Mari bersama-sama menciptakan dunia di mana setiap individu dihargai dan diberi kesempatan yang sama, tanpa pandang gender atau latar belakang dan mari kita mulai dari lingkungan terdekat kita sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun