Filsafat pendidikan tradisional adalah pendidikan dimana murid hanya mendapatkan pengetahuan dari satu sumber saja misalnya, hanya pada buku ataupun berpatokan hanya pada guru. Mungkin di era modren sekarang masih banyak juga sekolah yang masih menganut paham pendidikan tradisional.
Seperti guru mengajarkan muridnya dengan media buku saja dan peserta didik hanya mendengarkan tanpa mengeluarkan ide-ide atau ke aktifan berfikir dalam diri murid tersebut.
Berdasarkan kepustakaan pendidikan, kita dikenalkan dengan konsep istilah mata pelajaran ingatan, pikiran, hafalan, ekspresi dan  ketrampilan.
Menurut konsep pendidikan tradisional ingatan lah yang paling berperan aktif dalam konsep ini. dikarenakan sumber yang didapat hanya berpatokan pada satu hal yang dituju.
Pembelajaran tradisional sangat menekankan pentingnya penguasaan bahan pelajaran. Disini guru sangat berperan sebagai orang yang serba bisa atau menjadi lebih aktif. Guru cenderung hanya menyampaikan materi saja, masalah murid mampu atau tidak menguasai materi pembelajaran kurang mendapatkan perhatian secara serius.
Misalnya seperti metode ceramah di atas, dalam proses belajar mengajar sesungguhnya metode ceramah tidak dapat dikatakan metode yang salah. Menggunakan metode ceramah membuat guru lebih menguasai kelas, lebih ekonomis dalam hal waktu. Tetapi jika terlalu menggunakan metode ceramah akan dapat membuat murid menjadi bosan.
Dalam hal ini cara berpikir seorang peserta didik lebih menekankan pemikiran yang sifatnya faktual. Dimana pembelajaran ini berdasarkan pada fakta-fakta suatu pengetahuan. yang bersifat umum yang seperti fakta-fakta yang sudah ada sebelum kita lahir, atau yang sudah dikemukakan oleh ahli-ahli pada zaman dahulu. dalam pendidikan tradisional murid hanya dipandang sebagai "kertas kosong" yang dapat ditulisi informasi-informasi oleh guru.
Dalam hal belajar yang terpenting adalah murid memahaminya atau mengetahui konsepnya, sehingga tanpa menghafal pun. Murid tetap mengingat materi yang sudah dijelaskan, lain hal nya dengan pendidikan tradisional yang dimana murid hanya ditekankan untuk menghafal dan berpatokan hanya pada satu sumber, sehingga ini membuat pengetahuan yang dipelajari murid tersebut tidak awet di ingatan nya karena hanya menghafal tanpa memahami konsep dari materi yang di ajarkanÂ
Mungkin beberapa murid ada yang menyukai dengan konsep pendidikan tradisional, tetapi ada murid yang lebih menyukai dengan metode yang dimana seorang guru membiarkan murid nya menuangkan ide-ide yang ia miliki atau membuat murid lebih berperan aktif.Â
sumber video : https://youtu.be/PCEcnYBFGhg
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H