Bulan Ramadhan 1443 H sudah berlalu, walaupun hal itu merupakan suatu hal yang menyedihkan karena berpisah dengan bulan Ramadhan yang sangat mulia dalam agama Islam tetapi disisi lain awal bulan Syawal juga sangat dinanti karena merupakan pertanda hadirnya salah satu hari raya orang Islam, yaitu hari raya Idul Fitri atau yang biasa disebut dengan 'lebaran' di Indonesia.
Meskipun bertepatan pada tanggal 1 Syawal diharamkan untuk berpuasa, rupanya orang muslim dapat melanjutkan ibadah puasa untuk menyempurnakan puasa Ramadhan nya karena bulan Syawal juga memiliki anjuran puasa yang dihukumi sunnah yaitu dimulai pada tanggal 2 Syawal hingga 7 Syawal yang mana puasa tersebut memiliki pahala senilai berpuasa selama 1 tahun lamanya, bagi yang tidak dapat berpuasa di hari-hari tersebut maka bisa tidak menyegerakan yaitu setelah tanggal-tanggal tersebut tentunya dengan niatan ingin meraih keutamaan puasa Syawal.
Umumnya di Indonesia pada bulan Syawal orang Islam tidak hanya menyemarakkannya dengan berpuasa sunnah saja melainkan dengan melestarikan berbagai tradisi yang telah diwariskan turun temurun sesuai dengan daerahnya masing-masing.Â
Adapun di Kota Pekalongan sendiri pasca berakhirnya puasa sunnah Syawal ada beberapa tradisi yang diselenggarakan mulai dari kupatan, festival balon udara, hingga lopis raksasa.
Kupatan
Sama dengan wilayah-wilayah lain di Indonesia, Kota Pekalongan juga mengadakan tradisi kupatan yaitu di mana tradisi ini mulai muncul ketika diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga yang mana beliau memperkenalkan 2 istilah pada masyarakat yaitu Bakda Lebaran (Idul Fitri) pada tanggal 1 Syawal dan Bakda Kupat yang bertepatan dengan berakhirnya puasa sunnah Syawal yaitu 8 Syawal.
Kupat memiliki filosofi 'ngaku lepat' atau dalam bahasa Indonesia diartikan mengakui kesalahan.
Kupat sendiri merupakan makanan yang terbuat dari beras yang masukkan ke dalam anyaman daun kelapa atau yang biasa disebut 'janur' dalam istilah bahasa Jawa. Kupat ini biasanya disajikan dengan opor ayam dan akan diberikan kepada tetangga ataupun pada orang yang bertamu ke rumah.
Festival balon udara, Kota Pekalongan mendadak menjadi seperti Cappadocia.
Salah satu daya tarik destinasi Kota Pekalongan ketika bulan Syawal adalah adanya festival bulan udara, meskipun masih dalam suasana covid-19 serta dengan penyelenggaraan mendadak yang bahkan diakui Walikota Kota Pekalongan, Achmad Afzan Arslan, belum siap memfasilitasi acara ini, demi melestarikan tradisi budaya festival balon udara ini tetap dilaksanakan.
Dilansir dalam ayobatang.com festival ini dihadiri oleh Walikota Kota Pekalongan, Achmad Afzan Arslan, dan juga Direktur Keselamatan, Keamanan dan Standarisasi Airnav yaitu bambang Rianto yang sangat mengapresiasi terlaksananya acara.