Â
Â
Oleh: MAYA ELVIRA SARI BR GINTING
Guru SMP Negeri 1 Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan
Â
     Pragmatisme adalah sumbangan bangsa Amerika terhadap sejarah pemikiran kefilsafatan. Aliran ini mencuat permukaan selama seratus tahun terakhir dan dihubungkan dengan nama-nama beriku: Charles S. Peirce (??39 - 1914_, William James (1842-1910) dan Jhon Dewey (??59-1952). Filsafat-filsafat tradisional bersifat statis dan cenderung menerangkan segala sesuatu sebagaimana ????. Sunggguh, paruh terakhir abad XX memperlihatkan perubahan  tak terduga setelah revolusi industri meluncur dengan cepat. Industrialisme, urbanisasi, dan migrasi penduduk secara besar-besaran adalah faktor-faktor utama dalam alam kehidupan bangsa Amerika. Perubahan muncul sebagai sebuah ciri utama keberadaan manusia. Dalam arena intelektual, teori-teori biologis dan sosial winisme dikembangkan dan diterima secara luas setelah masyarakat berupaya merasionalisasi dan bergumul dengan konsep perubahan. Pragmatisme (juga disebut ekperimentalisme dan instrumentalisme) adalah reaksi filosofi terhadap fenomena semacam itu.
     William James merumuskan pragmatisme sebagi "sikap memalingkan muka dari segala sesuatu, prinsip-prinsip, kategori-kategori, dan keniscayaan-keniscayaan awal, untuk kemudian beralih pada segala sesuatu, hasil-hasil, konskuensi-konskuensi, serta fakta-fakta baru." Pragmatieme bersifat kritis terhadap sistem-sistem filsafat lama, yang menurut penganut pragmatisme, telah membuat kesalahan mencari hal-hal yang puncak (iltimates), absolut, dan esensi-esensi abadi. Para penganut pragmatisme menekankan sains empiris, dunia yang berubah dan problem-prblemnya, dan alam sebagai seluruh realitas inklusif di luar kepercayaan merek pada sains tidak membolehkan mereka terus berlanjut.
     Pragmatisme memiliki pendahuluan intelektual dalam pemikir-pemikir Yunani, semisal Heraclitus (abad V.S.M.), yang mempostulasikan keniscayaan perubahan, dan para penganut empiris Inggris (abad XVII dan XVIII) yang menandaskan bahwa orang-orang itu hanya bisa mengetahui apa yang dialami indra mereka. Pemikiran pragmatis dalam pendidikan terungkap secara paling mengesankan dalam tulisan-tulisan Dewey yang gagasan pemikirannya telah merangsang eksperimentasi luas dalam teori dan praktik abad XX. Dampak pengaruh pragmatisme terhadap pendidikan modern paling luas dirasakan melalui pengaruh progresivisme. Pragmatisme juga memengaruhi pendidikan, baik secara langsung maupun tidak, melalui rekonstruksionisme, futurisme, dan humanisme pendidikan.
Â
Â