Mohon tunggu...
Maya Indah Sari
Maya Indah Sari Mohon Tunggu... -

Geograf Muda.\r\nMan jada wa jadda :)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Agama, Cinta, dan Jiwa Yang Sehat

7 Juli 2013   10:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:53 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hari ini, tiba – tiba terpikir bahwa fungsi agama adalah memberi petunjuk jalan dalam hidup di dunia. Agama mengatur manusia dari bagaimana berinteraksi satu sama lain, bagaimana menghargai apa yang ada, bagaimana menjaga ego diri, hingga bagaimana meditasi dari semua pengaruh dunia. Meditasi ini adalah ibadah sembahyang (sholat dalam islam) yang pasti dimiliki oleh semua agama. Seandainya semua manusia memahami bahwa ibadah ini sebagai meditasi, mungkin manusia bisa sejenak meluangkan waktu dan pikirannya untuk lepas dari dunia serta menuju ketenangan ruhani hingga setelah usai meditasi itu maka jiwa kembali ter-recharge.

Karena saya muslim, saya memahami satu hadist yang berbunyi “Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu”. Kini saya memahami bahwa sholat dianggap sebagai penolong, bukan sekedar sholat menghubungkan langsung antara hamba dan Tuhannya, tapi sholat ini adalah suatu meditasi untuk menenangkan kembali pikiran dan jiwa kita setelah terporsir untuk urusan dunia yang melelahkan. Setelah pikiran dan jiwa kembali tenang, maka akal dan semua gerak kita akan lebih segar sehingga lancar dalam segala aktivitas. Sementara, tanpa meditasi yang menyehatkan jiwa ini, maka pikiran dan jiwa manusia pasti akan lelah. Serta jiwa yang lelah akan cenderung mudah bergerak ke arah negatif dan bersifat merusak. Mungkin bisa dianalogikan bagaimana tanpa agama, jiwa yang lelah mencari ketenangan dengan obat – obatan terlarang atau minuman keras, yang mana notabene merusak sistem syaraf dan kesehatan tubuh kita.

Lalu apa hubungannya hal ini dengan cinta?

Mencoba melihat fakta yang terjadi pada manusia yangtengah dilanda cinta, banyak di antara kita yang dilanda oleh cinta yang bersifat merusak. Cinta yang seharusnya indah jadi penuh kegalauan, dan pelan – pelan menjauhkan jiwa manusia dari agama. Berapa banyak remaja yang bunuh diri karena putus cinta? Sementara bunuh diri adalah hal yang dilarang agama. Cinta ini seringkali bahkan membawa manusia melakukan perzinahan, dan meninggalkan waktu – waktu ibadah mereka.Pun jika tetap menjalankan ibadah, akan sulit mencapai meditasi hamba dan Tuhan yang utuh, karena pikiran yang dilanda cinta akan sulit fokus pada ibadah yang dilakukannya. Maka tidak salah jika kita menyimpulkan bahwa agama yang membawa pada jiwa yang sehat, seringkali di”jauh”i oleh insan – insan yang dilanda cinta dengan meninggalkan perintah agama dan mendekati larangan agama. Akhirnya saat cinta itu tidak berjalan mulus, keterpurukan mendalam datang serta menimbulkan kegalauan tingkat dewa. Ya, cinta itu telah membuat jiwa manusia menjadi sakit.

Maka di sinilah pentingnya manusia untuk lebih hati – hati dalam melihat cinta. Cinta yang diridhoi Tuhan maka akan membawa pada kebaikan dan mendukung kesehatan jiwa. Cinta itu adalah cinta yang telah disaksikan perjanjiannya oleh Tuhan, menikah karena Tuhan, dan menyayangi karena Tuhan. Maka Tuhan akan menganugerahkan pada manusia itu cinta sejati untuk orang yang diniatkan untuk ia sayangi karena Tuhannya. Inilah asal mula cinta sejati yang hakiki, cinta yang banyak dari kita merindukannya, dan semoga mendapatkannya, aamiin. Sementara cinta yang diterangkan di atas, yang membawa pada kerusakan, itu adalah cinta yang sangat rawan akan nafsu dan menaburkan virus – virus yang merusak kesehatan jiwa manusia. Memang memungkinkan akan menemukan cinta sejati dengan virus – virus itu, akan tetapi kebahagiaan cinta itu tidak akan semaksimal kebahagiaan cinta sejati yang langsung dari jalan yang diridhoi Tuhan.

Jika ingin jiwa yang sehat, maka pastikan untuk tidak terlibat cinta yang menjauhkan kita dari agama. Karena agama, dengan segala kebaikan – kebaikan ajarannya, merupakan petunjuk untuk meraih jiwa yang sehat. Salam :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun