Mohon tunggu...
Maya Indriyatini
Maya Indriyatini Mohon Tunggu... -

I wanna be a good teacher | PKnH - UNY | Bekasi - Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Makna di Balik Kata “Kelulusan Ujian Nasional”

24 Mei 2013   14:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:06 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Hari ini seluruh siswa di jenjang pendidikan SMA/SMK dan yang sederajat sedang menantikan sebuah pengumuman yang paling ditunggu-tunggu dalam perjalanan 12 tahun selama menempuh pendidikan di instansi formal. Pengumuman itu adalah “kelulusan UN 2013”.

Tentunya kegembiraan dan kebanggaan menghampiri bagi mereka yang lulus. Biasanya mereka merayakan kelulusan dengan mencoret-coret baju, konvoi tidak jelas di jalan, pesta bakar tembakau dan sebagainya. Perilaku tersebut sama sekali tidak mencerminkan orang-orang yang telah mengecap pendidikan. Sementara itu, anak-anak di pinggiran jalan masih jauh lebih nampak terdidik walaupun mereka buta huruf.

Hal yang tragis, justru dialami oleh mereka yang tidak lulus dalam ujian akhirnya.Karena merasa tertekan akan yang dialaminya itu, ada beberapa diantara mereka yang mencoba bunuh diri. Mereka beranggapan bahwa masa depan mereka sudah hancur dan sudah tidak layak hidup di dunia.

Inilah akibat dari pendidikan yang berorientasi pada nilai. Siswa yang meraih nilai 1000 dianggap pintar, sedang siswa yang meraih nilai 50 dianggap bodoh. Memamng tidak salah jika nilai dijadikan salah satu indicator evaluasi proses belajar. Tetapi yang dilakukan bukan hanya proses belajar saja, tetapi pendidikan. Proses belajar dapat menyebabkan orang yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, sedangkan pendidikan membangun nilai-nilai yan baik pada diri seseorang. Namun, jika kelakuan para siswa yang lulus itu seperti contoh diatas apa mereka lauak dikatakan “lulus” dari pendidikannya dan dianggap sebagai orang terdidik.

Lulus bukanlah persoalan waktu saja. Jika sudah mengikuti proses pendidikan menengah atas selama 3 tahun maka siswa akan lulus. Tetapi harus diadakan proses penilaian dan jika belum layak maka biarkan siswa tersebut berjuang untuk mengikuti proses pendidikannya dengan lebih baik lagi.

Begitulah seharusnya pendidikan, menghasilakn padi yang banyak bijinya namun semakin merunduk dan mengerti akan arti kehidupan. Bangsa ini memang memerlukan orang-orang pintar, tetapi mereka akan sama saja dengan kera jika tidak terdidik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun