Mohon tunggu...
Maya Dwiferonika
Maya Dwiferonika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya adalah orang yang sangat menyukai Film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Belajar pada Masa Anak Usia Dini: Pengaruh Sikap Orang Tua terhadap Perilaku Anak

19 November 2023   21:32 Diperbarui: 19 November 2023   21:36 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Anak-anak merupakan makhluk yang paling pandai dalam meniru hal-hal yang ada disekitarnya. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Apakah sesuai dengan proses belajar pada anak usia dini?

Belajar merupakan sebuah proses yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang dengan adanya latihan-latihan yang akan membawa perubahan terhadap diri sendiri. Sedangkan pengertian pembelajaran adalah membelajarkan siswa dengan menggunakan asas-asas pendidikan dan juga teori-teori dalam pembelajaran. Pembelajaran juga merupakan komunikasi yang dilakukan secara dua arah antara guru dan siswa. Dalam proses belajar dan pembelajaran semua orang berhak dan wajib untuk mengalaminya tak terkecuali pada anak-anak usia dini. Mereka juga harus melaksanakan belajar dalam kehidupannya.

Setiap orang dalam perekembangannya akan memiliki karakteristiknya masing-masing begitupun pada anak anak usia dini. Mereka berada pada tahap pertumbuhan dan perkembangan yang sensitif paling pesat. Masa ini juga disebut sebagai masa emas karena orang tua dapat memberikan semua stimulus untuk diterima pada keseluruan perkembangan anak. Masa ini juga disebut sebagai masa kunci yang akan mempengaruhi kehidupan pada anak. Karakteristik pada anak usia dini memiliki kekhasannya masing-masing. Baik secara fisik, sosial, moral, dan sebagainya yaitu; Pertama, memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi yaitu anak melihat bahwa dunia ini dipenuhi oleh hal-hal yang sangat menarik dan menakjubkan. Hal tersebutlah yang membuat anak memiliki rasa ingin tahu yang sangt tinggi terhadap lingkungannya. Kedua,  merupakan pribadi yang unik yaitu pada setiap anak akan memiliki keunikannya masing-masingseperti dalam hal belajar dan juga minatnya terhadap lingkungnnya. Ketiga, suka berfantasi dan berimajinasi yaitu menjelaskan bahwa anak itu memiliki dunianya sendir. Sehingga dia sangat mudah untuk berimajinasi dan berfantasi. Seperti misalnya ketika orang tua bercerita tentang hantu-hantu maka anak di usia dini akan percaya hal tersebut karena hantu yang diceritakan oleh orang tuanya ada dalam imajinasinya. Ketiga, masa paling potensial untuk belajar yaitu anak akan sangat mudah mengingat hal-hal baru yang dia temui dilingkunggnya. Oleh karena itu ada sebuah pernyataan bahwa anak itu pendengar yang jelek akan tetapi peniru yang ulung. Kelima, menunjukkan sikap egosentris yaitu ia menganggap dunia luar hanya sebatas kepentingannya sendiri. Misalnya dalam hal bermain bersama teman anak akan sangat sulit untuk berbagi karena menurutnya yang menjadi miliknya tidak dapat dimiliki atau diberikan kepada orang lain. Keenam, memiliki daya rentang konsentrasi yang pendek yaitu bahwa anak sulit dalam hal fokut terhadap satu kegiatan dalam jangka waktu yang cukup lama. Hal tersebut bisa menjadi sangat membosankan bagi anak.  

Adapun karakteristik belajar pada anak usia dini yaitu Pertama, anak belajar secara bertahap yaitu anak belajar secara bertahap dan akan sesuai dengan perkembangan berfikirnya. Hal tersebut dinamakan sebagai ilmu perkembangan yaitu anak akan berkembang dan melakukan hal-hal baru sesuai dengan umurnya. Kedua, cara berfikirnya memiliki sifat yang khas yaitu anak akan berfikir sesuai dengan pengalamannya sehari-hari dengan lingkungannya atau bisa dikatakan sebagai peniruan. Anak juga berfikir bahwa dalam kehidupan ini semuanya bertuju kepada dirinya sendiri. Ketiga, anak-anak belajar dengan berbagai cara yaitu anak sangat mudah untuk melakukan pengamatan dan kemudian menirukannya. Anak juga memiliki motivasi yang tinggi akan hal-hal baru yang ada didunia luar. Keempat, anak belajar dengan lingkungannya yaitu anak akan terlibat aktif dalam lingkungannya untuk mengembangkan pemahaman mendasar tentang fenomena yang anak amati dan lakukan. Kelima, anak belajar melalui bermain yaitu dengan bermain anak dapat mengembangkan potensinya serta anak dapat mengeksplor hal-hal baru sehingga pengetahuannya akan bertambah.

Dengan berbagai penjelasan diatas ditemukan sebuah jawaban mengapa seorang anak sangat mudah melakukan sebuah tiruan terhadap hal-hal baru yang ada disekitarnya. Hal tersebut terjadi karena dalam proses belajar anak memiliki kekhasan dibandingkan orang dewasa. Jika orang dewasa akan dengan mudah menemukan jawaban terkait pertanyaan yang ada dalam fikirannya. Maka, anak anak akan melakukan sebuah cara untuk menemukan jawaban terkait pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam benaknya, seperti dengan melakukan pengamatan terhadap lingkungannya. Belajar anak juga memiliki keunikan yaitu anak dapat belajar dengan bermain jadi jangan salah jika anak akan lebih senang bermain dari pada hanya bermalas-malasan dirumah sepeti orang dewasa. Karena dengan bermain anak akan menemukan hal baru yang belum dia temui ketika dia dirumah. Maka dari itu ketika dirumah hendaknya orang tua selalu menjaga sikapnya karena anak akan selalu memperhatikan bagaimana orang disektarnya bertindak dan akan menirukannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun