Mohon tunggu...
Maya
Maya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa program studi Ekonomi Pembangunan/ Fakultas Ekonomi Bisnis/universitas Lambung Mangkurat

Saya mempunyai hobi membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sistem Ekonomi Kapitalis: Kekurangan dan Kelebihan Sistem Ekonomi Kapitalis

14 Juni 2024   09:30 Diperbarui: 14 Juni 2024   10:53 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ekonomi Kapitalis. Freepik

SISTEM EKONOMI KAPITALIS : Kekurangan dan Kelebihan Sistem Ekonomi Kapitalis

Kapitalisme adalah sebuah sistem ekonomi yang didasarkan pada pemilikan pribadi atau swasta atas alat-alat produksi, distribusi dan pertukaran. Secara luas, di dalam sistem ekonomi Kapitalisme ini alat-alat produksi, distribusi dan pertukaran yang utama berasa di tangan swasta (pribadi maupun perusahaan). Dengan ciri-ciri utamanya antara lain; pemilikan alat produksi; pertukaran dan distribusi yang tak terlarang; kebebasan ekonomi; laba sebagai pendorong kegiatan produksi; kebebasan pasar dan persaingan; keabsahan monopoli; perbankan dan keberadaan bunga; disparitas yang lebar dalam distribusi kekayaan; eksploitasi ekonomi oleh yang kuat terhadap yang lemah, dan sebagainya (Chaudhry, 2016: 355-356).

Kapitalisme didefenisikan juga sebagai sistem ekonomi yang dikuasai dan diwarnai oleh peranan modal (kapital) yang didasarkan pada tiga gagasan utama; kepemilikan individu; persaingan usaha (ekonomi ditentutkan oleh mekanisme pasar); dan rasionalitas; baik rasio instrumental (teknologi untuk industrialisasi), rasio hukum, maupun ilmiah. Sistem ekonomi Kapitalisme adalah sistem ekonomi yang menjadikan akumulasi dan ekspansi modal sebanyak dan seluas mungkin tanpa batas dan akhir sebagai tujuan. Karenanya, sistem ini melahirkan ekploitasi dan alienasi manusia. Bahkan, terbukti tidak berpijak pada fondasi yang benar, di mana komitmennya pada moral dan kemanusiaan sangat lemah

kelemahan ekonomi Kapitalisme dapat dilihat dari berbagai sisi antara lain;

  • Pertama, dari sisi hak milik. Ekonomi Kapitalis menyandarkan hak pemilikan oleh swasta merupakan tanda utama Kapitalisme. Dalam arti, sistem ini mempercayai swasta atas alat produksi, distribusi dan pertukaran yang dikelola dan dikendalikan oleh individu atau sekelompok individu, dengan tujuan mendapat laba. Konsep seperti ini, dapat mengarah kepada konsentrasi kekayaan di tangan sedikit orang. Hal ini akan mengganggu keseimbangan distribusi kekayaan dan pendapat di dalam masyarakat. Disparitas ekonomi dan celah yang selalu melebar antara si kaya dan si miskin akan menabur benih perselisihan dan akhirnya kehancuran masyarakat Kapitalis.
  • Kedua, dari sisi kebebasan ekonomi. Ekonomi Kapitalisme menempatkan kebebasan ekonomi yang tak terbatas dan tiadanya campur tangan negara. Kebebasan ekonomi tanpa batas seperti ini menimbulkan pikiran untuk mendapatkan harta dengan cara curang seperti judi dan pelacuran. Konsekuensinya kekayaan dimiliki oleh sebagian kecil individu, mereka akan menggunakannya untuk kepentingan diri sendiri dan akan mengorbankan kepentingan masyarakat semata-mata untuk memenuhi kepentingan individu (Rozalinda, 2014: 28). Lebih lanjut, demi keuntungan dapat menimbulkan malpraktik bisnis seperti penyelundupan, pasar gelap, pencarian laba berlebihan, penimbunan, spekulasi, transaksi forward, penipuan, penindasan atau eksploitasi, pemalsuan, dan sebagainya. Akhirnya, terjadi lomba gila (mad-race) untuk memperoleh harta menjadi aturan hidup sehari-hari dan nilai sosial dan moral tinggi seperti persaudaraan, saling tolong menolong, cinta, kemurahan dan amanah berganti menjadi mementingkan diri sendiri, tak berperasaan, kebencian, kebohongan dan saling tidak percaya
  • Ketiga, dari sisi monopoli. Kapitalisme sangat memuja persaingan. Maka, dengan pengakuan atas keberadaan monopoli akan mendorong terjadi merger beberapa bisnis kecil menjadi satu sehingga menjadi monopoli atau kartel. Konsekuensinya, monopoli membunuh persaingan bebas, menyebabkan inflasi dan akhirnya menyebabkan terjadinya pengangguran. Lebih dari itu, siklus perdagangan (business cycle), produksi yang tak terencana, persaingan yang berlebihan, dan akumulasi modal yang terus meningkat akan merusak keseimbangan antara produksi dan konsumsi, dan hal akan berujung pada terjadinya depresi ekonomi
  • Keempat, dari sisi bunga. Lembaga perbankan dan bunga adalah darah kehidupan Kapitalisme. Praktek perbankan adalah menggunakan basis bunga (interest based). Dimana salah satu pihak (nasabah), bertindak sebagai peminjam dan pihak yang lainnya (bank) bertindak sebagai pemberi pinjaman. Atas dasar pinjaman tersebut, nasabah dikenakan bunga sebagai kompensasi dari pertangguhan waktu pembayaran hutang tersebut, dengan tidak memperdulikan, apakah usaha nasabah mengalami keuntungan ataupun tidak. Praktek seperti ini jelas merupakan ketidakadilan, karena merugikan dan bertindak dhalim terhadap salah satu pihak dan serta merta menguntungkan pihak lainnya.
  • Kelima, dari sisi eksploitasi. Konsep hak tak terbatas dalam kebebasan ekonomi dan hak pemilikan oleh individu maupun swasta yang tak terkontrol telah secara praktis menimbulkan eksploitasi atau penindasan. Sehingga seolah menjadi pemandangan umum melihat penindasan yang dilakukan si kuat terhadap si lemah, seperti pekerja ditindas majikan, petani diperas tuan tanah, si miskin dieksploitasi si kaya, pembantu ditindas majikan, rakyat ditindas penguasa, dan di atas itu semua keuangan negara dieksploitasi oleh pemegang kekuasaan
  • Keenam, dari sisi distribusi kekayaan. Dengan paham kebebasan ekonomi dan pemilikan alat-alat produksi oleh individu atau swasta, maka otomatis disparitas ekonomi akan muncul. Perbedaan hak yang sangat mencolok antara majikan dan pekerja akan menyebabkan masyarakat terbelah menjadi dua kelompok yang bersaing dan mempunyai kepentingan saling menjatuhkan satu dengan lainnya. Penerima upah tidak menikmati kesempatan yang sama dengan pemberi upah untuk mendapatkankan pendidikan yang lebih baik, ketrampilan teknik yang sempurna, dan pekerjaan yang baik (Abdullah, 2010: 352). Keseimbangan distribusi ekonomi yang rusak dan celah yang dalam antara si kaya dan si miskin, pada akhirnya akan mengarah pada pertentangan sosial antar kelas dan kehancuran sistem itu sendiri

Adapun kelebihan dari sistem ekonomi kapitalis adalah membuat orang memiliki kemandirian untuk berpikir dan mengembangkan ide kreatif dalam perekonomian.Selain itu, kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang besar juga membuat sistem ini unggul. Kelebihan dari sistem kapitalis adalah:

  • Kapitalisme mendorong pertumbuhan ekonomi dengan memfasilitasi kompetisi terbuka di pasar. Sistem ini kesempatan menyediakan lebih baik individu untuk meningkatkan pendapatan mereka dan dengan demikian mencapai pertumbuhan ekonomi.
  •  Hasil dari kapitalisme adalah sistem ekonomi yang terdesentralisasi. Faktor ini dianggap sebagai salah kelebihan terbesar kapitalisme. Dalam perekonomian satu yang terdesentralisasi, individu memiliki lebih banyak pilihan dalam bisnis.
  •  Mereka terpapar dengan kompetisi dan harus menghadapi tantangan yang berbeda serta dituntut menemukan solusi untuk unggul dalam kompetisi. Kerja keras amat dihargai dalam ekonomi kapitalis. Pengusaha yang memiliki kinerja baik dan mampu terus berinovasi akan persaingan.
  •  Kapitalisme memenangkan membentuk ekonomi dimana konsumen mengatur pasar. Banyak yang menganggap ini sebagai salah satu kekuatan terbesar ekonomi kapitalis.  Sebuah pasar yang kompetitif akan merangsang inovasi dan mendorong munculnya bermacam produk dan layanan. Hal ini membuat konsumen memiliki lebih banyak pilihan serta mendorong orang untuk mencapai kebebasan finansial.

Selanjutnya, konsep kapitalisme cenderung memahami bahwa pertumbuhan ekonomi lebih harus diperhatikan daripada pemerataan ekonomi, karena pemerataan akan timbul setelah adanya pertumbuhan ekonomi (tricle down effect). Kebijakan ini merupakan dampak dari mekanisme modal yang cenderung berputar pada kalangan penguasa. Bila penguasa mendapatkan keuntungan maka secara tidak langsung akan bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Kebijakan ini menjadikan kesejahteraan masyarakat terabaikan dan diabaikan (Sudarsono, 2007: 98).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun