Mohon tunggu...
Maya Purnami
Maya Purnami Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

sederhana, ingin banyak dan terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Kembali ke Titik Nol

23 Agustus 2014   16:17 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:46 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada satu titik di kehidupan saya, Allah seolah ingin saya kembali ke titik awal dan memulai semuanya dari nol lagi.

Perjalanan spiritual itu mengembalikan semua kenangan masa kecil hingga saat itu saya berada di depan Ka'bah. Semua tanpa terkecuali. Membuat air mata tumpah sejadi jadinya dan tak terbendung. Ada video kehidupan saya lengkap tanpa sensor diputar kembali dihadapan diri seolah Allah ingin saya kembali ke masa lalu. Banyak kenangan yang tiba-tiba menyeruak dan membuat air bening di pelupuk mata ini mengalir begitu saja.

Bisa berada di tempat ini saja sudah membuat saya masih tak percaya. Apalagi kemudian Allah menyapa saya dengan caraNya.

Masya Allah...

Maha Besar Engkau dengan segala Kuasa Mu.

Aku demikian kecilnya diatara segala milikMu yang begitu luar biasa ..

Titik balik dalam kehidupan saya yang begitu indah, dengan mengembalikan semua ingatan pada semua episode kehidupan dan menyadari semua kekeliruan yang pernah dilakukan. Disinilah inti kehidupan baru dalam perjalanan saya dimulai.

Sebuah padang pasir yang begitu luas dengan sebuah bukit batu yang menjadi impian semua Muslim untuk bisa berada diatasnya. PADANG ARAFAH. Impian terindah setiap Muslim yang ingin menyempurnakan keimanannya.

Dan aku yang hina dan penuh dosa ini ada disini, di PADANG ARAFAH yang sangat istimewa. Tempat dimana ALLAH membawa serta semua malaikat Nya turun ke langit dunia untuk menyaksikan manusia manusia yang sedang berada didalamnya....

Tidak ada satu hari yang lebih banyak Allah memerdekakan hamba dari neraka pada hari itu daripada hari Arafah. Dan sesungguhnya Allah mendekat, kemudian Dia membanggakan mereka (para hamba-Nya yang sedang berkumpul di Arafah) kepada para malaikat. Dia berfirman, 'Apa yang dikehendaki oleh mereka ini?'” (HR. Muslim, no. 1348; dan lainnya dari 'Aisyah).
Terbayangkah bagaimana malunya saya mendengar hadits ini dibacakan saat Kutbah Arafah ?
Saya dibanggakan ALLAH dihadapan para malaikat, dan ditanya apa yang jadi keinginan saya ?
Bagaimana mungkin saya tidak merasa malu, saat diri terasa kotor dan hina ini dibanggakan oleh sang Pencipta.
Lalu apa yang saya inginkan saat itu ?
Jujur saya terlalu malu untuk banyak mengajukan permintaan padaNya. Sudah bisa berada di tempat istimewa ini saja saya sudah sangat bersyukur...
"Ya ALLAH, ampuni dosa dosa hamba yang tak terbilang ini. Ubahlah diri menjadi lebih baik sesuai keinginanMu bukan seperti kemauanku. Beri aku kesempatan untuk membahagiakan kedua orangtua dan bila KAU berkenan aku juga ingin bisa menghadirkan keduanya disini suatu saat nanti sebelum keduanya KAU panggil pulang."
Doa lainnya mungkin doa standar seperti yang lain, tapi inti dari doa yang saya panjatkan di tempat istimewa ini hanya ingin diampuni dosa dan diberi jalan mengubah perilaku menjadi lebih baik. Agar tak sia sia kebanggaan yang dialamatkan untuk ku yang saat itu ada di ARAFAH. Tempat ALLAH membanggakan hambaNya.
Titik balik dalam kehidupan yang begitu indah dan penuh tangis. Menangisi kerapuhan jiwa yang penuh dosa, sekaligus tangis bahagia karna diijinkan berada diantara para hamba yang dibanggakanNya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun