Mohon tunggu...
Maya A. Pujiati
Maya A. Pujiati Mohon Tunggu... Penulis -

Penulis yang masih perlu terus belajar.

Selanjutnya

Tutup

Money

Belajar dari Rontoknya Harga Tomat

7 Agustus 2015   13:49 Diperbarui: 7 Agustus 2015   13:49 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengawetan & Enterpreneurship

Fokus petani tradisional pada umumnya hanya terbatas pada usaha untuk melipatgandakan hasil panen. Namun cara berpikir mereka tentang pemasaran dan memberikan nilai tambah terhadap hasil panen bisa jadi sangat minim.  Mayoritas petani penggarap, hanya mengandalkan bandar yang datang membeli, tak banyak yang mau berjuang menjual sendiri. Dan yang paling fatal, ketika harga menjadi sangat rendah, mereka merugi tiada ampun.

Jika petani memiliki pengetahuan tentang pengolahan alternatif bagi hasil pertaniannya, mungkin  jatuhnya harga tidak terlalu membuat mereka putus asa. Tomat, misalnya, bisa mereka olah menjadi saus tomat. Jika tanpa pengawet dan mereka mau menjualnya sendiri, saus tomat bisa tahan sampai seminggu, jika terpaksa menggunakan pengawet sintetis, mungkin bisa tahan sebulan. Di toko manisan di daerah Cianjur, malah bisa kita temukan manisan tomat. Itu berarti, tomat memang bisa diawetkan. Namun, tanpa jiwa enterpreneur, hal-hal semacam itu bisa jadi tidak akan terpikir atau bahkan terlintas. Petani kita, dengan segala kesederhanaan mereka, membutuhkan sedekah pengetahuan dari kita-kita yang punya pengetahuan. Siapkah kita berbagi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun