Mohon tunggu...
May Amzetha
May Amzetha Mohon Tunggu... -

photo with Hanum Salsabiela Rais (penulis novel 99 Cahaya di Langit Eropa) - May Mukhlishoh Cahya Amzetha - Mahasiswi PAI IAIN Surakarta 2013

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perbaikan Doa Pembuka dan Doa Penutup???

17 Desember 2014   00:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:10 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Oleh: Devi Fauziah R/ IAIN Surakarta/ 133111073/ PAI

Kabar baru-baru ini, yang masih hangat yaitu datang dari Menteri Kebudayaan Pendidikan Dasar dan Menengah yang fenomenal, Anies Baswedan. Hal tersebut di komentari oleh Ustad Yusuf Mansur melalui akun twitternya (@yusuf_mansur). Beliau ingin mengevaluasi tata cara berdoa di sekolah. Beliau menyatakan bahwa, agar di sekolah-sekolah tidak ada dominasi oleh kepercayaan agama tertentu. Apakah selama ini, menurut Bapak Menteri tata cara berdoa di sekolah-sekolah di Indonesia salah? Sehingga perlu perbaikan?

Menurut pengalaman saya di bangku sekolah dasar saat pelajaran akan dimulai maka bapak/ibu guru akan membimbing kami untuk menutup mata seraya berdoa menurut kepercayaan masing-masing siswa. Jadi apapun agamanya berdoa di tempat dan waktu yang sama di kelas tersebut. Dan saat itu bapak/ibu guru tidak memaksakan kehendak untuk berdoa menggunakan doa kepercayaan tertentu. Ketika pelajaran terakhir akan diakhiri, maka bapak/ibu guru juga membimbing kami untuk berdoa menutup pelajran sekolah dengan doa agama masing-masing siswa.

Kemudian, ketika saya duduk di bangku sekolah menengah pertama pun berdoa dimulai dan diakhirinya pelajaran tidak jauh beda saat saya duduk di bangku sekolah dasar. Namun, ketua kelas yang memimpin berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Lain pengalaman saya saat duduk di bangku sekolah menengah atas, jika bapak/ibu guru yang mengajar selain Nonis doa dimulainya pelajaran yaitu “Rodhitu billahi robba, wabil islaami diina wa bi muhammadin nabiiya wa rosuula. Robbi zidni ilman wardzuqni fahman”. Ya, doa agama Islam dengan bahasa Arab. Hal tersebut dikarenakan, kelas antara Muslim dan Nonis dipisah. Terdapat satu kelas dimana Muslim dan Nonis bersama, dan saya yakin doa agama Islam tidak mendominasi di kelas tersebut.

Namun, saat ini saya juga tidak mempermasalahkan dan menyalahkan Bapak Menteri, karena beliau telah mengklarifikasi kabar tersebut. Dan beritanya, dapat Anda view di http://simomot.com/2014/12/10/ini-klarifikasi-anies-baswedan-soal-doa-di-sekolah/.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun