Seorang yang mengaku bernama Annis Werinussa dari Badan Pertahanan Perjuangan Kemerdekaan Republik Maluku Selatan (BPPK RMS) dalam komentarnya pada 18 Oktober 2013, mendesak Pelaksana Harian (Plh) Gubernur Maluku, Ros Far-Far dan DPRD Maluku agar menolak Saut Situmorang sebagai Penjabat Gubernur Maluku.Dalih penolakan yang disampaikan Annis Werinussa sangat sederhana, karena Saut Situmorang bukanlah anak asli Maluku. Sumber : Dirjen PUM Kemendagri Jadi Penjabat.
Berbeda dengan sikap BPPK RMS, puluhan mahasiswa di Kota Ambon yang menamakan diri Gerakan Mahasiswa Anti Korupsi (GEMAK), justru menuntut agar Penjabat Gubernur Maluku, Saut Situmorang, dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan mampu mendorong penegak hukum untuk dapat menuntaskan sejumlah kasus korupsi di Maluku. Tuntutan itu disampaikan dalam aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Maluku, Jumat (25/10/2013) pagi. Sumber : Tiba di Ambon, Penjabat Gubernur Maluku Disambut Demo.
Komentar provokasi RMS seperti ini sangatlah berbahaya bagi masyarakat provinsi Maluku, karena akan membelokkan permasalahan korupsi menjadi dikotomi anatar Maluku dan Non Maluku.Jangan biarkan uang hasil korupsi digunakan untuk membayar provokator RMS guna mengalihkan isu korupsi menjadi separatisme.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H