[caption id="attachment_334783" align="alignnone" width="448" caption="http://ridwansyahyusufachmad.com/2010/07/10/ambon-manisee-sejarah-bisu/"][/caption]
Kemarahan calon presiden yang kalah dalam Pilpres 2014 rupanya sudah diprediksi oleh Task Force Maluku Indonesia Diaspora Network – Belanda (IDN NL) yang dinakodai Sam Pormes dan Thomas Sikteubun.Satuan tugas (task force) bentukan kelompok Republik Maluku Selatan (RMS) pimpinan John Wattilete ini, dalam press release yang disampaikan ke redaksi media online Kabartimur.com pada Senin (21/7) malam menyampaikan beberapa hal, diantaranya Pemerintah RMS bakal menggelar seminar bertema “Beta Maluku Mau Maju” di Kota Ambon pada tanggal 1 - 4 Agustus 2014, dan salah satu tujuan seminar itu disebutkan untuk meluruskan sejarah perjuangan KNIL (Koninklijke Nederlands - Indische Leger), serta sejarah proklamasi dan perjuangan RMS dalam membentuk negara yang bebas bagi rakyat Maluku.
Menurut Sam Pormes, Pemerintah RMS telah mendapatkan persetujuan dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN), Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) dan Universitas Pattimura (UNPATTI) untuk mengorganisir seminar ini.Bahkan dikatakan juga, raja-raja Patti dan para pemimpin dari kampung-kampung tradisional Islam dan Kristen juga akan berpartisipasi dalam seminar tersebut.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pimpinan IAIN, UKIM maupun UNPATTI berkaitan dengan klaim Pemerintah RMS yang menyebutkan bahwa ketiga lembaga pendidikan bergengsi di Kota Ambon ini telah memberikan persetujuan untuk penyelenggaraan “Seminar RMS” di kampusnya masing-masing. Entah apa alasannya, namun sikap diam dari para pimpinan ketiga lembaga pendidikan ini akan sama halnya dengan mengamini program Pemerintah RMS di Belanda.
Pimpinan IAIN, UKIM dan UNPATTI di Kota Ambon seharusnya memiliki sense of crisis dalam menyikapi permintaan Pemerintah RMS di Belanda untuk menggelar seminar di kampusnya masing-masing.Terlebih pasca pengumuman pemenang oleh KPU kemarin, masih ada pihak-pihak yang belum bisa menerima hasil Pilpres tersebut. Semoga saja “Seminar RMS” itu batal dilaksanakan mengingat sudah banyak orang Maluku yang masuk hotel prodeo hanya gara-gara sekedar ikut-ikutan kampanye RMS tanpa mengerti apa yang dilakukannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H