Mohon tunggu...
Andri Mulyawan
Andri Mulyawan Mohon Tunggu... Staff Administrasi Proyek -

Mahasiswa Ilmu Sosial Bergerak di Ilmu Politik dan Gender. Penyuka Fotography, Nulis Opini, Tiduran dan Makan, Kritis namun Membangun, dan Tukang Julid.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Fight a Bullying", Memaknai Merdeka dan Kolonialisme di Era Kontemporer

17 Agustus 2018   11:16 Diperbarui: 17 Agustus 2018   11:36 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mereka akan dengan berusaha melawan itu dengan tidak menjadi diri sendiri. Mereka korban perundungan tersebut akan memilih dua pilihan tindakan : mengikuti apa yang mereka mau ataupun depresi hingga bunuh diri.

Perundungan seperti ini timbul daripada simbologi yang diciptakan masyarakat tentang makna cantik. Feminisme Post-Modern baik Luis Irigaray ataupun Helena Cixous meyakini bahwa simbolisme yang diterapkan di masyarakat luas tentang standar dari makna cantik dan tampan yang sangat physical oriented ini merupakan salah satu penyebab ketimpangan gender. 

Perundung akan melakukan hal seperti kekerasan verbal dan kekerasan terhadap nilai karena mereka berpatok kepada simbologi yang sudah lama tercipta dari masyarakat berabad -- abad. Termasuk  memaknai cantik atau tampan secara fisik. Sehingga, yang mengalami perundungan atau bullying akan melawan hal itu dengan mengikuti apa yang distandardkan atau disimbolkan masyarakat tentang makna "cantik" dan "tampan" itu sendiri.

Sebagian besar orang yang dirundung akan memilih untuk melawan perundungan dengan cerita seperti apa yang perundung  mau. Misalnya si A di rundung karena badannya tidak pantas mengikuti pageant karena kurang tinggi, kurang putih, kurang muscular, kurang tampan, dan lain-lain. 

Si A akan mengikuti apa yang perundung  mau dengan mengeluarkan kocek besar ke dermatologis, menyiksa diri dengan fitness berlebihan, membeli produk pemutih yang siapa tau bakal berakibat fatal terhadap mukanya, dan pengorbanan lain yang tidak terhitung harganya hanya demi ingin mengikuti standard perundung.

Gambaran diatas merupakan salah satu penjajahan atas individu dengan individu lainnya. Perundungan dengan menggunakan simbologi kuno daripada makna cantik dan tampan merupakan salah satu hal yang harus di lawan di era kontemporer ini. 

Melawan perundungan adalah makna merdeka dari hal-hal yang membelenggu yang paling dalam. Merdeka dari invasi pemahaman-pemahaman yang sudah kuno dan tidak layak untuk dipakai lagi. Merdeka dalam berekspersi dan berprestasi tanpa harus mengikuti standar perundung.

Feminisme Post-Modern menyajikan salah satu nilai dan value dalam melawan "perundungan" yaitu Beautiful in your ways ala Lady Gaga -- Born this ways. 

Melawan perundungan dengan mengikuti apa yang dimau oleh pelaku perundungan adalah bentuk kolonialisme baru individu. 

Melawan perundungan adalah tetap berprestasi dan  menginsipirasi orang lain dengan kondisi fisik tidak mengikuti apa yang perundung mau. 

Melawan perundungan bukan seperti kamu rela menyerahkan diri kepada koloni yang bernama pelaku bulllying tersebut. Tetapi melawan perundungan adalah tetap menikmati hidup dan tetap bereskpresi tanpa mengindahkan cacian dan makian mereka terhadap dirimu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun