Lalu Mohammad Zohri berhasil menjadi juara dunia lomba lari 100 meter di bawah usia 20 tahun. Zohri berasal dari keluarga sederhana. Ia tumbuh besar di daerah Pemenang Barat yang berlokasi 60 meter dari kota Mataram. Ayahnya meninggal setahun lalu. Sebelumnya, pada tahun 2015, Zohri kehilangan ibunya. Semasa hidup, orang tuanya bekerja sebagai petani dan nelayan. Zohri memiliki tiga orang saudara kandung. Namun, salah satu dari mereka telah meninggal.
Keberhasilan Zohri tak terlepas dari doa sang ayah. Lalu Ahmad Yani, ayah kandung Zohri, sering berdoa agar anaknya menjadi bintang dunia. Muhammad Amir, tetangga dekat Lalu Ahmad Yani menuturkan bahwa tetangganya sering berdoa agar Zohri menjadi bintang dunia. Akhirnya, doanya terkabulkan. Zohri berhasil menjadi juara dunia yang akan dikenang masyarakat Indonesia.
Kemenangan Zohri mengantarkannya bertemu dengan Presiden. Saat diwawancarai media perihal keinginan bertemu dengan Jokowi, Zohri menuturkan Zohri merasa bangga bertemu dengan orang besar. Pada Hari Rabu tanggal 18 Juli 2018, Jokowi bertemu Zohri di Istana Bogor. Zohri mengenakan pakaian berwarna putih dipadukan dengan bawahan berwarna merah. Medali emas pun tergantungkan pada lehernya
Pada acara tersebut, Presiden berpesan kepadanya agar tak lekas berpuas diri. Jokowi pun meminta Zohri agar menyiapkan diri sebaik-baiknya untuk menghadapi ajang Asian Games 2018. "Bapak presiden berpesan semoga saya bisa menampilkan yang terbaik di Asian Games.", tutur Zohri. "Semangat latihan, jangan sombong, dan selalu rendah hati karena perjalanan saya masih panjang", tambahnya. Presiden pun mengucapkan rasa terima kasih karena Zohri telah mengharumkan nama bangsa dan negara.Â
"Rakyat sangat bangga dan mengucapkan terima kasih atas prestasi yang telah diberikan kepada bangsa dan negara ini", tutur Jokowi. Keduanya lalu berjalan-jalan berkeliing halaman di sekitar Istana Kepresidenan
Keberhasilannya pun membuat bangga keluarganya. Baiq Fazillah, salah satu saudara kandung Zohri, menuturkan bahwa keluarganya merasa bangga dengan keberhasilan Zohri. "Kita merasa bangga melihatnya menjadi juara dunia", tuturnya. Fazillah pun menuturkan tekad Zohri yang begitu kuat. "Dia sering berlatih dengan kaki telanjang karena tak memiliki sepatu".
Bakat Zohri, menurut Husnandity Nurdin selaku kepala Nusa Tenggara Barat Youth and Sporty, mulai tercium sejak tahun 2015. "Kami melihat potensinya pada perlombaan lari berskala provinsi di Mataram", tuturnya. Setelah keberhasilannya, beberapa instansi mulai menaruh perhatian kepadanya. Termasuk mengunjungi rumah sederhana keluarganya yang terbuat dari bambu. Jokowi pun telah meminta instansi terkait membangun rumah untuknya. Sebagai repson menghadapi Asian Games, Zohri menuturkan bahwa bila Tuhan berkehendak, maka apapun akan terjadi. Â Ki
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H