Pesta Telah Usai
Hiruk pikuk dinamika kemeriahan Pesta Demokrasi rakyat Indonesia telah mencapai puncaknya pada tanggal 14 Pebruari 2024 yang lalu. Masing-masing warga Indonesia yang memiliki hak pilih, telah menentukan dan menjatuhkan pilihannya dibalik bilik suara. Terlepas dari beragamnya reaksi dan aksi yang terjadi pada sebagian kecil masyarakat atas hasil sementara dari proses Pemilu yang sudah terjadi itu, sebagai warga negara yang berketuhanan, kita tetap bersyukur bahwa bangsa besar ini telah melewati dengan sukses satu tahap penting dalam menentukan sejarah perjalanan hidupnya kedepan.
Kita berharap bahwa Capres, Cawapres, dan para anggota Legislatif yang sudah diberikan kepercayaan oleh masyarakat banyak untuk memimpin serta menentukan arah dan tujuan kehidupan bangsa ini, bekerja dengan kesugguhan hati sehigga terciptalah kebaikan-kebaikan bagi banyak orang. Pancasila, UUD 1945, dan cita-cita para pendiri bangsa ini, tetap, selalu, dan senantiasa menjadi landasan dan pondasi yang harus dipegang teguh. Â
Situasi Sosial Kehidupan Masyarakat Desa Bedeng VIII, Kayu Aro-Kerinci
Desa Bedeng VIII, teretak di Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi. Desa ini berada tidak jauh dari kaki gunung Kerinci yang tinggi menjulang. Udaranya terasa dingin, suasana alamnya indah. Hamparan perkebunan teh yang luas membentang disepanjang perjalanan menuju desa yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam ini, semakin menambah indahnya panorama di sekitarnya. Orang-orang, terutama mereka yang tinggal di sekitar TPS 04 Desa Bedeng VIII, pada umumnya berasal dari suku Jawa. Pekerjaan sehari-hari adalah bertani dan berladang.
Mengagumkan bahwa walaupun masyarakat desa ini sebagian besar beragama Islam dan sebagian kecil beragama Kristen Katolik dan Kristen Potestan akan tetapi, suasananya terasa aman, damai, nyaman, dan tenang. Setiap orang saling menyapa, berkunjung, dan bekerja sama tanpa ada sekat atau jurang pemisah. Maka, tidak salah kalau kemudian pemerintah menobatkan desa ini sebagai desa yang paling rukun dan toleran dalam kehidupan beragama.Â
Membangun TPS Di Halaman Pastoran Gereja Katolik
Di antara sekian banyaknya kisah, cerita, dan peristiwa lain yang mewarnai dan mengiringi pesta Demokrasi Rakyat Indonesia kali ini di berbagai tempat, saya mengajak kita sekalian untuk menyimak cerita yang tak kalah menarik di desa Bedeng VIII, tepatnya di TPS 04. Sebagai warga pendatang yang belum genap setahun tinggal dan bekerja di tempat ini, saya terkagum-kagum melihat tampilan TPSnya.
Tempat Pemugutan Suara (TPS) 04 Desa Bedeng VIII, dibangun di halaman atau teras rumah Pastoran Gereja Katolik St. Maria Assumpta, Kayu Aro Barat. Beberapa hari sebelum waktu pencoblosan tiba, saya (sebagai Pastor) diberitahu bahwa halaman pastoran (rumah pastor) akan digunakan sebagai Tempat Pemungutan Suara. Perasaan kagum seketika menyeruak dalam hati. "wowwww, tempat ini akan ramai. Banyak orang akan berkumpul dan menentukan pilihannya di sini. Saya akan bertemu, bertatap muka, dan berkomunikasi dengan saudari-saudara yang tak seiman dengan saya", gumamku dalam hati.Â
Sehari sebelum tanggal 14 Pebruari 2024, beberapa orang aparat desa Bedeng VIII dan mereka yang terpilih untuk mempersiapkan segala sesuatunya yang terkait dengan Pemilu, datang ke pastorandan mulai bekerja. Dalam pikiran awam saya, saya pikir tempat itu hanya akan sekedar dibersihkan lalu dilengkapi dengan beberapa buah meja, kursi dan tulisan-tulisan pengarah kepada masyarakat. Rupanya, tidaklah demikian. Tenda didirikan, kain-kain panjang berwarna merah dan putih didatangkan, dan aneka warna-warni bungapun dihadirkan.Â
Setelah segala sesuatunya dirasa lengkap, para pejabat desapun mulai bekerja. Kain-kain panjang berwarna merah dipasang menutupi seluruh dinding gereja dan pastoran bagian depan, langit-langit tenda dan pastoranpun ditutup dengan kain panjang berwarna putih. Tidak lupa, seluruh sisi dan sudut ruangan dihiasi dengan aneka warna-warni bunga. Meja-meja dan kursi panitiapun tak luput dari setuhan keindahan. Hasilnya adalah TPS 04 Desa Bedeng VIII ini, tampil bak arena kondangan.Â