Mengapa demikian? Karena prinsip demokrasi yang seharusnya menyatukan semua perbedaan yang ada, tidak dihidupi dengan tepat sehingga segala ide, pendapat, pun gagasan dari mereka yang berseberangan tidak didengarkan, ditampung, dan dikelola dengan baik demi kepentingan partai.Â
Maka, demokrasi seharusnya tidak hanya didengung-dengungkan dalam kehidupan berbangsa atau bernegara saja tetapi juga, perlu dan penting untuk dipraktekkan dalam kelangsungan hidup partai-partai politik tanah air. Semua orang dalam partai harus melihat dan menerima perbedaan-perbedaan yang ada sebagai kekuatan untuk mengembangkan sayap partai bukan melihatnya sebagai tandingan atau lawan yang harus dikekang bahkan dimusnahkan.Â
Bercermin dari adanya isu kudeta yang menimpa Partai Demokrat dengan alasan bahwa adanya ketidakpuasan atas kepemimpinan seorang AHY dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang terjadi sejauh ini, terutama yang terkait dengan adanya usaha untuk menjadikan Demokrat sebagai partai yang patut diperhitungkan dalam setiap Pilpres tanah air, dapat dikatakan bahwa demokrasi tidak berjalan dengan baik dalam tubuh partai berlambang Mercy itu.Â
Seandainya, pada awal adanya isu itu, pimpinan Demokrat dan semua orang yang memiliki kharisma dalam tubuh partai membuka ruang komunikasi dan demokrasi untuk mendengarkan dan menyelesaikannya dengan baik, itu akan menjadi kekuatan bagi partai untuk menghadapi Pilpres yang akan datang.
Kudeta dalam suatu partai mencerminkan bahwa ada suara atau kehendak baik dari orang-orang tertentu yang terhalangi oleh kekuatan lain dalam partai itu sendiri.Â
Kudeta, boleh dipandang sebagai cara tak terhormat untuk mencapai suatu tujuan dari segelintir orang atau kelompok tertentu tetapi, harus diterima sebagai cara atau jalan terakhir, ketika maksud dan tujuan baik yang hendak dicapai melalui ide-ide, gagasan, dan pandangan menemukan jalan buntu.Â
Apalagi, mereka-mereka yang membuatnya menjadi buntu, tetap bertahan pada kebiasaan, pola pikir, dan cara yang dipandang keliru atau tidak tepat karena ingin mempertahankan kekuasaan pribadi atau kelompoknya.
SALAM
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H