Mohon tunggu...
MEX MALAOF
MEX MALAOF Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Terus Bertumbuh dan Berbuah Bagi Banyak Orang

Tuhan Turut Bekerja Dalam Segala Sesuatunya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tiga Bahaya Besar Kebiasaan Merasionalisasikan Perilaku Buruk

26 Januari 2021   17:38 Diperbarui: 26 Januari 2021   17:44 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Nilai Baik Mengakui Perilaku Buruk

Semua manusia pastilah memiliki kekurangan, kelemahan, kekeliruan, dan kesilafan dalam dirinya sendiri. Tidak ada manusia yang sempurna. Sangat menyenangkan, membanggakan, terhormat, disegani, dan  akan dimaklumi oleh orang lain, tatkala seseorang mendapati dirinya atau didapati orang lain jatuh dalam kelemahan-kelemahannya, tetapi dengan rendah hati mau mengaku dengan rendah hati. 

Sadar dan mau mengakui kesalahan atau kekurangan dengan jujur dan terbuka, tidak hanya mendatangkan kesan atau pandangan positif dari orang lain tetapi juga mendatangkan nilai lebih bagi diri sendiri. Mereka-mereka yang sadar dengan sungguh akan kekurangannya dan mau mengaku, akan lahir kebaikan-kebaikan bagi dirinya sendiri seperti, belajar untuk lebih baik dan semakin berkembang, berusaha untuk tidak jatuh dalam kesalahan yang sama, menjaga kepercayaan orang lain, dan lain sebagainya.

Merasionalkan Perilaku Buruk

Merasionalkan perilaku buruk berarti mencari-cari alasan logis dibalik kesalahan, kekurangan, kelemahan, dan kesilafan yang dilakukan baik melalui kata-kata maupun tindakan nyata agar dipandang benar dan diterima oleh orang lain. Tindakan merasionalisasikan perilaku buruk dilakukan dengan sadar dan mau malahan, lebih jauh itu akan dilakukan tanpa disadari karena sudah menjadi kebiasaan yang sudah mendarah daging dalam diri seseorang. 

Merasionalisasikan perilaku buruk di depan orang lain terjadi karena tiadanya rasa rendah hati, sombong, angkuh, pongah, tidak mau mengakui diri, gengsi, malu, dan lain-lain. Semua orang yang menyaksikan dan mengalaminya sebenarnya yakin dan tahu bahwa itu salah tetapi memakluminya dengan beragam alasan seperti, ah...,si anu sudah biasa begitu, Si anu mana mau kalah, si B mana pernah salah, memang sombong dan angkuh sekali dia, mau menang sendiri, dan lain-lain, untuk menghindar. Akan tetapi, bagi yang melakukannya, akan muncul nilai-nilai atau hal-hal negatif bagi diri sendiri malahan, menjadi ancaman jika itu tidak segera disadari dan diubah ke arah yang lebih baik.

Tiga Bahaya Besar Merasionalisasikan Perilaku Buruk Bagi Diri Sendiri

Kebiasaan merasionalisasikan setiap kesalahan atau kekeliruan yang dilakukan dengan sadar dan mau, akan membawa bahaya besar bagi diri sendiri. Tiga bahaya itu antara lain:

1. Semakin Tenggelam Dalam Perilaku Buruk

Sadar atau tidak membiasakan diri untuk mencari-cari alasan dibalik setiap kekurangan yang dilakukan oleh seseorang, akan membuat yang bersangkutan, terus tenggelam dalam perilaku hidup yang buruk. Ini terjadi karena perasaan "selalu benar" maka, tidak ada dorongan dalam dalam hati untuk mau berubah agar lebih baik. Kalau sudah sampai pada tahap "merasa diri benar", apalagi yang mau dibenahi?

Hal yang sama akan terjadi pada mereka-mereka yang hidup bersama dengan pribadi-pribadi yang selalu merasa diri benar. Akan terjadi unsur pembiaran karena sudah tahu bahwa si anu sulit untuk mengaku diri dan diarahkan. Maka, sadar akan kekurangan menjadi satu-satunya senjata handal untuk menguasai diri sendiri dan mengalahkan kebiasaan merasionalisasikan setiap perilaku buruk dalam diri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun