Beberapa malam yang lalu, sekira pukul 20.00 WIB, beberapa orang anak muda yang biasanya dikenal masyarakat kompleks kacang sering membuat onar, berkumpul di depan warung mbok Ati untuk melakukan balap liar.Â
Di tengah cuap-cuap mereka yang tak bermutu itu, tiba-tiba salah seorang dari antara mereka yang dikenal bernama Dedi, bangkit berjalan menuju sepeda motornya sambil berteriak, ayo! Kita mulai. Tunggu apa lagi?Â
Sekali engkol, langsung meraung-raunglah suara sepeda motor si Dedi memecah kesunyian malam itu. Mbok Ati dan beberapa orang bapak-bapak yang duduk di samping warung, hanya geleng-geleng kepala tanda tak berdaya untuk menegur.Â
Sedangkan teman-teman Dedi berteriak memberi semangat. Ayo...! Tancap! Si Dedi yang sudah tak tertahankan lagi, segera menggeber sepeda motornya dengan kecepatan tinggi dan dalam sekejap, sudah hilang dari pandangan.
Satu, dua, tiga, empat, detik-detik awal, masih terdengar suara raungan sepeda motornya. Tapi tidak untuk detik yang kelima. Dari kejauhan terdengar suara tabrakan.Â
Rupanya sang pembalap kelas bebek kampung itu menabrak sebatang pohon dan badannya terpental ke aspal. Hidungnya bengkok, kepalanya bonyok, dan sepeda motornya hancur berantakan.Â
Anehnya, pohon yang ditabrak si Dedi tidak apa-apa, aspal tidak lecet, dan tali sandal swalow yang digunakannyapun, tidak putus kedua-duanya.Â
Mendengar suara tabrakan itu, teman-teman Dedi bukannya lari mendekat untuk menolong, tapi malah lari menjauh karena ketakutan. Beberapa orang bapak-bapak yang tadinya duduk-duduk di warung mbok Ati segera menuju ke Tempat Kejadian Perkara (TKP).Â
Pak Andi yang kebetulan sampai terlebih dahulu ke sana, bukannya menolong si Dedi, malah segera memeriksa pohon yang ditabrak, mengamati aspal tempat dimana si Dedi terpental, Â dan mencari sepasang sandal swalow yang dipakainya, lalu segera kembali.Â
Baru beberapa langkah pak Andi beranjak dari TKP, ia bertemu dengan beberapa bapak lain yang menyusulnya. "Stop, stop! Semuanya aman terkendali. Ayo, kita kembali ke warung", kata pak Andi kepada teman-temannya itu.Â
"Lho, apa maksudnya ini pak Andi"? tanya salah seorang bapak yang nampaknya penasaran.Â