Perdagangan satwa liar telah terjadi selama berabad-abad. Hewan seperti trenggiling, yang tersebar di Asia dan Afrika, adalah salah satu satwa yang paling banyak diperdagangkan di planet ini, terutama di China dan Vietnam. Banyak orang percaya bahwa makan trenggiling dapat menyembuhkan beberapa penyakit dan meningkatkan kesehatan. Namun, keefektifan trenggiling sebagai obat masih dipertanyakan. Jika perdagangan ini dilakukan secara berlebihan dan masif, maka keberadaan trenggiling di bumi kita ini akan terancam punah.
Fakta mengejutkan lainnya adalah masih banyak pemburu yang tetap memburu dan membunuh trenggiling, meskipun di beberapa negara telah ada peraturan yang melarangnya. Menurut laporan TRAFFIC dan IUCN pada bulan Desember 2017, rata-rata 20 ton trenggiling dan bagian-bagian tubuhnya diperdagangkan secara internasional setiap tahun dengan menggunakan 27 rute perdagangan global baru setiap tahunnya. Harga rata-rata trenggiling dijual dengan harga 350 dolar AS per kilogram.
Para pemburu dan perusahaan yang membunuh trenggiling mendapatkan keuntungan besar dari perdagangan ini, tetapi keuntungan ini merugikan keberlangsungan hidup trenggiling. Saat ini, hanya ada sekitar kurang dari 50.000 ekor trenggiling di alam liar, dan jika permintaan dari konsumen masih tinggi, maka masalah ini tidak akan pernah terselesaikan.Â
Selain itu sisik trenggilig juga kerap digunakan sebagai bahan pembuatan sabu-sabu. Menurut ahli lingkungan dan kesehatan dari Universitas Riau (UR), sisik trenggiling (Manis javanica) mengandung Tramadol HCl yang merupakan partikel yang mengikat zat psikotropika yang biasa terdapat di sabu-sabu
Langkah yang dapat dilakukan adalah memberlakukan peraturan pemerintah yang memberikan perlindungan penuh pada trenggiling di seluruh dunia. Peraturan semacam ini dapat diterapkan di beberapa negara seperti Indonesia, Malaysia, dan negara-negara lain yang menjadi habitat trenggiling. Selain itu, negara-negara yang paling banyak mengkonsumsi trenggiling, seperti China, juga harus menerapkan peraturan serupa. Artinya, diperlukan kesadaran dan tindakan bersama untuk menghentikan perdagangan trenggiling yang merugikan keberlangsungan hidup satwa ini.
Jadi, setelah Anda mengetahui betapa berharganya trenggiling dan tahu apa yang harus dilakukan, keputusan ada di tangan anda. Tapi tetap saja, kita harus menyelamatkan trenggiling dari kepunahan. Karena dengan menghormati trenggiling dan menghargai lingkungan tempat kita tinggal, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk diri kita sendiri dan untuk generasi mendatang. Kita harus bekerja keras dengan jiwa kita untuk menyelamatkan trenggiling.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H