Mohon tunggu...
Maxi Gepa
Maxi Gepa Mohon Tunggu... Seniman - Mahasiswa fakultas Filsafat Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero.

Menulis dan melukis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mamahami Pemikiran Heidegger Mengenai Eksistensi Ketersingkapan

31 Maret 2023   18:02 Diperbarui: 31 Maret 2023   18:05 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Tulisan ini merupakan sebuah upaya menyederhanakan pemikiran Filsuf Heidegger mengenai tiga komponen eksistensial dari ketersingkapan. Keberadaan manusia di dalam dunia itu tersingkap dalam tiga cara mendasar: Befindlichkeit (keadaan mental atau rasa yang dalam), Verstehen (pemahaman), dan Verfallen (keterjatuhan).

Befindlichkeit (keadaan mental atau rasa yang dalam)

Seorang anak yang baru lahir (bayi) menangis. Anak itu menangis karena merasakan suatu dunia yang sangat berbeda dari sebelumnya. Sebelumnya ia tinggal dalam perut ibu, ia merasakan kenyamanan. Hidupnya sangat bergantung pada ibu, bahkan hal sederhana seperti menghirup udara segar pun Ibu yang melakukannya.

Kemudian ia lahir ke dunia yang tidak dipilihnya sendiri. Ia mulai merasakan kenyataan yang ada di Dunia. Sang bayi merasakan sebuah dunia yang penuh dengan rasa: rasa takut, rasa cemas, rasa gembira, rasa sedih, rasa panas,rasa dingin dan masih banyak lagi rasa lainya.

Berbagai macam rasa yang timbul tersebut tidak dapat dihindarinya, karena rasa dan keberadaan manusia di dalam dunia itu ibarat dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan --rasa itu menjadi tanda bahwa manusia itu ada. Hal yang dapat dilakukan manusia adalah menikmati berbagai macam rasa yang muncul tersebut.

Verstehen (pemahaman)

Manusia yang lahir ke dalam dunia memang menemukan dirinya sendiri sebagai yang sudah terberi. Namun, keterberian itu tetap merupakan sebuah tugas yang harus diwujudkan. Dengan demikian, anak yang baru lahir itu mulai bertumbuh seiring berjalannya waktu. Ia mulai berjuang untuk merangkak, berjalan dan akhirnya bisa berlari.

Kemudian seorang anak kecil bertumbuh menjadi seorang remaja yang memiliki cita-cita yang hendak dicapai. Perjuangan seorang remaja untuk memahami dan ketekunan dalam bertindak membuahkan hasil yang baik. Ia kemudian bertumbuh menjadi orang dewasa yang memiliki pekerjaan, sebagai dokter, polisi, pilot dan lain sebagainya.

Dengan demikian keinginan manusia belum juga usai. Manusia selalu memiliki keinginan mewujudkan sesuatu dalam hidupnya. Keinginan untuk berada di dunia secara aktif dan mengisi ruang-ruang kosong dalam hidupnya membuat manusia tidak pernah berhenti berjuang.

Verfallen (keterjatuhan)

Keberadaan manusia di dalam dunia tentu tidak sendiri. Manusia hidup diantara makhluk hidup lain, benda-benda lain, dan begitu banyak realitas lain yang ada di dunia. Hal tersebut memungkinkan manusia mengambil bagian dan memiliki hubungan yang tidak terbatas dengan segala sesuatu yang ada di dunia.

Baca juga: Menunggu Waktu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun