Mohon tunggu...
Maxal Mina
Maxal Mina Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Rindu pagi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Aplikasi PON 2016, Matinya Industri Televisi

19 September 2016   15:51 Diperbarui: 20 September 2016   01:36 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hajar! Sikat! Masukin! Teriakan itu biasa terdengar saat kita menyaksikan sebuah pertandingan olahraga. Yel-yel mendukung salah satu tim atau atlet biasanya menggema memekakkan telinga di areal stadion saat sebuah pertandingan digelar.

Tapi tunggu dulu. Teriakan, teriakan seperti itu kini senyap. Hanya memasuki ruang-ruang maya ponsel pintar ataupun gadget seseorang.

Di era digital, saat ini semua sudah ada digenggaman. Teriakan-teriakan mendukung salah satu tim kini berubah menjadi tulisan-tulisan tanpa suara. Yang terdengar hanyalah sahutan notifikasi para user pengguna aplikasi.

Sebut saja sebuah perhelatan akbar olahraga empat tahunan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 yang digelar di Jawa Barat.

Sejak beberapa dekade lalu, saat stasiun televisi banyak bermunculan hampir bisa dipastikan  perhelatan PON jarang dilirik oleh stasiun televisi. Atau jika siarkan, stasiun televisi hanya menyajikan pertandingan-pertandingan bergengsi.

Alasannya klasik, penonton jarang berminat menonton pertandingan olahraga-olahraga yang jarang mereka ketahui. Atas dasar itu, stasiun televisi kemudian juga sulit mendapatkan iklan. Sementara biaya produksi untuk menyiarkan sebuah pertandingan olahraga memakan cost yang tinggi. Apalagi pertandingan tersebut disajikan secara langsung.

Namun itu “lagu lama kaset kusut”. Di era digital seperti sekarang, semua orang berjalan berdasarkan minat dan subjektifnya masing-masing.  Tentunya saya akan menyaksikan sesuatu berdasarkan apa yang saya suka.

Berbeda dengan siaran televisi yang hanya menyajikan bentuk komunikasi monotone. Atau biasa para pakar komuniasi menyebutnya “Mau tak mau harus ditonton, karena kamu sudah menghidupkan televisi” .

Yang paling perlu dicermati dalam perhelatan PON 2016 kali ini adalah munculnya aplikasi PON 2016 yang di dalamnya disajikan secara penuh hal-hal yang berkaitan dengan PON 2016.

Bahkan, di aplikasi tersebut disajikan live streaming sejumlah cabang olahraga. Patut diacungi jempol perhelatan PON kali ini. Yang menariknya lagi adalah pengguna atau user dapat berinteraksi langsung saat live streaming dengan memberikan komentar-komentar melalui live chatt yang disuguhkan.

Teriakan dan dukungan dari para suporter tim yang berasal dari berbagai penjuru nusantara dapat langsung berinteraksi saat pertandingan. Munculnya aplikasi PON 2016 mungkin bisa menjadi sebuah revolusi media yang terjadi di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun