Mohon tunggu...
Mawinda Edelweiss
Mawinda Edelweiss Mohon Tunggu... Penulis - Blogger - Kreator Digital

✿ Edelweiss | Pengagum Ibu | Mencintai seni; pena, film, fotografi, lomo, dapur, craft, anak-anak dan dunianya | Mahasiswa Televisi-ISI Yogyakarta Personal Blog: http://mawinda165.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bulat itu Sebentuk Rindu

23 Agustus 2012   16:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:24 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ya benar, rindu itu bulat.
Ia tak berujung, tak juga berpangkal.
Menjadi kesatuan utuh tanpa sekat.
Terdiri dari gumpahan jutaan titik yang saling menguatkan satu dan lainnya.
Memiliki diameter yang membuncah kepalang.
Hanya memiliki dimensi bertepi, menjadi penanda antara puncak dan lerengan.
Merindumu?; selayak itu, Tuan.
Tak pernah menemukan ujungnya dan tak perlu memburu seribu alasan tuk lakukannya.
Dan jika merindumu adalah sebentuk bulat, maka ini adalah puisi yang tercecer dalam titik-titik kelu.
Akh, rindukanmu? Selayak ini hanyalah sajak picisan, sayang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun