Dua tahun lebih sedikit, saya aktif di dunia tulis menulis. Berawal dari bergabung pada sebuah kelas menulis nusantara, gagasan dari sang blogger ternama Indonesia, yang dikenal dengan sapaan Om Jay. Memaksa saya harus membuat blog pribadi. Berlanjut menulis di Platform Kompasiana.
Di Kompasiana ini tulisan saya mulai beragam, curhatan, menulis topik-topik pilihan dan mulai melirik gendre cerpen. Saya mulai sedikit mempelajari kaidah penulisan cerpen.
Merasa tertarik akan dunia cerpen, saya mulai berpikir untuk serius menggeluti lebih dalam. Maka, saya perlu keluar dari tempurung dan melihat lebih luas dunia menulis yang konsen di bidang cerpen. Hingga akhirnya, saya menemukan komunitas menulis cerpen Kompasiana bernama Pulpen akronim dari Perkumpulan Pencinta Cerpen. "Woow Pucuk dicinta ulam pun tiba," hati saya bersorak.
Namun, saya punya sedikit cerita: upaya saya untuk bergabung dalam komunitas Pulpen Kompasiana rupanya tidak mudah.
Nah inilah akibat dari kurang up to date dan minimnya pergaulan saya. Atas arahan seorang kawan penulis centang biru Kompasiana bernama Junjung Widagdo, menyarankan saya untuk komunikasi dengan Mbak Siska Artati atau Pak Budi Susilo untuk menyambungkan dengan komunitas Pulpen Kompasiana. Karena saya merasa sungkan pada dua penulis centang biru tersebut, maka saya sekalian meminta tolong Mas Junjung (yang biasa saya panggil Mas Sinju) ini untuk membantu saya mencari informasi. Nah dari Mbak Siska melalui Mas Sinju, saya diarahkan untuk menghubungi Founder Pulpen Kompasiana melalui DM IG.
"Ya Allah panjang juga perjuangan saya gabung dengan Pulpen. Alhamdulillah jadi orang pilihan, butuh perjuangan untuk mencapai sesuatu. Hehe."
 Saya menghargai perjuangan dan proses saya untuk bergabung dengan Pulpen, karena sebuah perjuangan akan menguatkan seseorang. Kelak jika saya merasa berat berdiri maka, saya akan mengingat, bahwa, untuk sampai di sini saya butuh proses. Masa mau mundur gitu aja. Ya ga?
Maka saya carilah akun IG Pulpen Kompasiana dan juga sang Founder Pulpen yaitu Y. Edward Horas S. Babang ramah yang biasa disapa Bang Horas ini, saya DM, di luar dugaan, tanpa jeda banyak waktu, DM saya langsung direspon dan di hari yang sama saya bergabung dengan grup wa Pulpen.
"Ya Allah semudah itu?"
Jadi??? Kendala saya untuk bergabung di Pulpen, hanyalah karena ... saya yang kurang jauh bergaul. Hehe .