Mohon tunggu...
Arofiah Afifi
Arofiah Afifi Mohon Tunggu... Guru - Guru Paud.

Hobi membaca, menulis blog. Penulis artikel, sedang mendalami fiksi dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menggali Kearifan Baduy: Harmoni Tradisi di Tengah Modernisasi

15 Oktober 2024   21:52 Diperbarui: 15 Oktober 2024   22:01 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Indonesia, yang kaya akan suku serta budaya tak terhitung jumlahnya, selalu memikat dengan warisan kearifan lokal yang beragam. Salah satu komunitas yang tetap teguh menjaga tradisi di tengah derasnya arus modernisasi adalah masyarakat Suku Baduy.
Suku Baduy adalah kelompok masyarakat yang hidup berdampingan dengan alam, terletak di Pegunungan Kendeng, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten.  Masyarakat Baduy terbagi menjadi dua kelompok utama: Baduy Dalam dan Baduy Luar. Melalui kearifan hidup mereka, Baduy memberikan pelajaran berharga tentang harmoni antara manusia dan alam.

Menghormati Alam sebagai Kehidupan


Kearifan lokal  suku Baduy yang paling menonjol adalah penghormatan mereka terhadap alam. Mereka memandang alam sebagai bagian integral dari kehidupan yang harus dijaga dan dipelihara. Penebangan pohon dan pembakaran hutan tanpa izin adat dilarang keras. Sistem pertanian ladang beralih (huma) yang mereka gunakan, memungkinkan tanah untuk tetap subur dan tidak dieksploitasi secara berlebihan.  Pendekatan ini relevan dengan fenomena kerusakan lingkungan yang tengah dihadapi Indonesia, mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem.


Kehidupan Sederhana yang Kaya Makna


Masyarakat Baduy terlebih Baduy Dalam menjalani kehidupan yang sederhana, jauh dari teknologi modern. Mereka menolak listrik, kendaraan bermotor, dan alat elektronik. Rumah-rumah mereka dibangun dari bambu, kayu, dan ijuk, tanpa menggunakan paku besi. Busana mereka, kain tenun yang dikenal sebagai 'kain Baduy', dibuat secara manual dengan pewarna alami.

Hidup mereka penuh kebersahajaan, tidak silau akan harta. Ketinggian kedudukan tokoh dan masyarakat Suku Baduy tidak dilihat dari banyaknya harta, namun dari bagaimana mereka memegang teguh adat. Gaya hidup ini memberikan pelajaran tentang kesederhanaan dan keberlanjutan di tengah maraknya gaya hidup konsumerisme di kota-kota besar Indonesia.

Sistem Adat adalah Pilar Kehidupan 


 Adat yang ketat menjadi pilar utama dalam kehidupan masyarakat Baduy. Pemimpin adat atau Puun memegang peran penting dalam menjaga adat istiadat. Setiap keputusan penting diambil melalui musyawarah adat, menunjukkan pentingnya demokrasi dan gotong royong. Upacara adat seperti Kawalu  dan Seba menjadi momen penting untuk memperkuat solidaritas dan identitas budaya mereka. Sistem Adat Baduy yang berlaku begitu kuat, tanpa ada  kontaminasi dan intervensi dari pihak luar. Fenomena ini relevan dengan pentingnya menjaga nilai-nilai demokrasi dan kebersamaan di tengah masyarakat Indonesia yang heterogen. Dan pentingnya peran pemimpin.


Pendidikan dan Pembelajaran Unik


Meskipun masyarakat Baduy tidak menerima pendidikan formal, mereka memiliki sistem pembelajaran sendiri yang diwariskan turun-temurun. Nilai kehidupan, keterampilan bertani, menenun, dan pengetahuan tentang obat tradisional  serta ilmu tentang menjaga alam, diajarkan oleh orang tua kepada anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun