Mohon tunggu...
Arofiah Afifi
Arofiah Afifi Mohon Tunggu... Guru - Guru Paud.

Hobi membaca, menulis blog. Penulis artikel, sedang mendalami fiksi dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perbedaan Anak-Anak Gaza dan Anak-Anak Kita

14 Januari 2024   15:04 Diperbarui: 14 Januari 2024   19:06 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar VOA Islam.

sumber gambar BBC Indonesia 
sumber gambar BBC Indonesia 

Berbicara tentang anak-anak, selalu akan memberi kesan manis. Ia yang lucu, lincah, menggemaskan, dan kehadirannya yang pasti dirindukan oleh setiap orang tua.

Mereka yang memiliki wajah nan lucu, pipi cabi, menggoda tangan ingin mencubit atau sekedar mengelusnya.
Ia yang penampilannya selalu dipantaskan oleh setiap orang tua, tak jarang menjadi ajang pamer, iya pamer kelincahan, pamer keaktifan dan bahkan bisa jadi ajang pamer kepintaran atau kecerdasan, para orang tua akan memamerkan berbagai pencapaian perkembangan anak.
Ah sungguh manis dan indah bukan, apa lagi untuk para pejuang garis biru.
Berbicara tentang anak, tentu kita pasti akan ingat dengan anak-anak kita, buah hati kita yang kita sayangi dan kita jaga sepenuh jiwa dan hati.


Tak jarang orang tua seolah ingin menanggung semua derita agar anak selalu aman, tenteram, nyaman, sehat dan tentu selalu hidup bahagia, ceria sampai ia tumbuh dewasa kelak.
Pasti para pembaca sepakat dengan pernyataan saya di atas bukan?


Namun tiga bulan terakhir ini, bahkan memasuki bulan keempat, setiap pagi, setiap hari kita disuguhi dengan berita dari derita anak-anak di Gaza Palestina.
Hei! Adakah yang tidak pernah tahu perkembangan dan berita tentang mereka?
Ah sudah biarlah, di sini akan saya informasikan.

Saat siang hari, saat anak-anak kita pulang sekolah, bau keringatnya seumpama aroma paling wangi bagi ibunda, karena senyuman anak nan ceria saat ia berceloteh tentang sekolah, adalah cerita paling manis yang pernah kita dengar.

Namun tidak demikian dengan anak-anak Gaza. Mereka tidak pernah lagi bisa pulang  sekolah, gedung-gedung sekolah porak-poranda, bahkan Menteri Pendidikan Gaza mengundurkan diri karena banyak dari sekolah tak lagi berfungsi, banyak anak-anak syahid, dan melanjutkan sekolah mereka dalam asuhan Nabi Ibrohim dan Siti Hajar.

Saat anak-anak kita bermain bersama teman sebaya, berlarian penuh ceria, bebas lepas tanpa beban menikmati kekanak-kanakan mereka.

Namun tidak dengan anak-anak Gaza Palestina.
Mereka akan bermain di bawah pantauan dron milik zionis, yang setiap saat akan dijatuhi rudal-rudal dan mengoyak tubuh mungil, lucu dan tak berdosa mereka.


Saat anak-anak kita, puas bermain, telah tiba waktu Ibunda memanggil pulang, menggandeng tangannya mesra, memandikan dengan air sejuk dan wangi shampo aroma buah-buahan, berkecipak bermain air dengan riang, sampai tak jarang Ibunda jengkel dan kesal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun