"Para Syuhada itu tidak pernah membungkukkan punggungnya kecuali untuk ruku' di hadapan Rabb mereka."
"Jaga wudhu kalian, Tidak lama lagi kita akan shalat berjemaah di masjid Al Aqsa."
"Kemuliaan tidak terjadi di lapangan sepak bola atau di arena gulat, melainkan kejayaan terjadi di Gaza. Sesungguhnya Gaza adalah kejayaan."
Untaian keindahan mengalir dalam tutur katanya.
Intonasi yang baik, pemilihan diksi yang puitis, artikulasi yang jelas serta kemampuan menyusun dan menyajikan informasi menjadi sangat menarik. Menumbuhkan harapan di pihak muslimin dan mengirimkan rasa takut yang besar kepada musuh.
Abu Ubaidah adalah sosok yang berbicara dengan data.
Ia akan menunda berbicara sebelum data itu ada di tangannya. Dan setiap data adalah bentuk kesungguhan para pejuang dari semua proses yang panjang. Mereka kumpulkan, mereka analisa lalu mereka simpulkan.
Betapa Abu Ubaidah sangat teliti dalam menyampaikan. Ia akan mengatakan yang haq itu haq dan yang batil itu batil. Tidak ada gentar dan rasa takut. Optimisme menjalar di seluruh kata yang keluar.
Suaranya yang fasih dan tegas tidak hanya menembus relung hati kaum muslimin, menumbuhkan ghirroh perjuangan para mujahidin, menumbuhkan optimisme dan keyakinan kaum Mukminin Palestina bahkan dunia.
Isi pidato Abu Ubaidah laksana bara api yang membakar. Menyciutkan nyali para musuh. Membuka tabir kebohongan dan menguak kebenaran.
Kini namanya bergema seantero jagat maya maupun nyata, bukan sekedar digemari dan menjadi sosok kecintaan para netezen Indonesia, terlebih kaum hawa, namun telah menggeser idola tanah boliwood sampai holiwood, menyingkirkan idola kpop, drakor dan semua artis top.
 Gambarnya kini  sering menghiasi banyak caption media sosial sampai  stadion sepak bola dunia.
Tidak sampai di situ. Banyak para ulama terkemuka, dengan sigap tegak berdiri demi menghormati sang juru bicara Al Qossam, sepanjang mendengar pidatonya.
Balita dan remaja tampil berperan bak Abu Ubaidah. Berpidato di atas forum dengan lantang. Menjadikan Abu Ubaidah sebagai teladan.
Kehadiran sosok Abu Ubaidah tidak sekadar menjadi idola namun menjadi identitas perjuangan muslim Palestin.
Lantas siapakah sosok Abu Ubaidah sesungguhnya?
Sampai hari ini belum ada informasi secara valid tentang identitas Abu Ubaidah, bahkan menurut berbagai sumber, Hamas pun tidak banyak yang tahu siap nama asli sang singa Palestina ini.
Berbeda dengan Muhammad Def sang pemimpin Brigade Al Qossam yang nama serta identitasnya telah diketahui semua orang.
Dilansir dari berbagai sumber, bahwa Abu Ubaidah mengawali karier perlawanannya terhadap penjajahan Palestina  pada saat ia masih usia relatif muda.  Abu Ubaidah kecil yang melempari para tentara penjajah dengan batu-batu yang membuat mereka luka-luka.
Insiden perlawanan Abu Ubaidah kecil menuai hadiah nan luar biasa. Ia mendapati dirinya dijebloskan ke dalam penjara selama 21 tahun.
Dalam penjara, sungguh bertubi penyiksaan ia alami. Penyiksaan yang keji.