Arofiah Afifi
Kusangkakan diri ini taat pada Illahi
Beramal Soleh siang malam mentaati
Perintah dan ibadah kujalani
Doa dan harapan jua mintai
Malam-malam ku isi bermunajat pada NYA. Mohon ampunan dan zikir menyebut keagungan NYA.
Tetes air mata tanda keinsyafan akan hidup Dunia. Memohon kelak pulang menuju bahagia.
Namun sayang
Hariku congkak penuh jumawa
Merasa diri baik dan suci tanpa cela
Memandang rendah mereka dengan hina
Tanpa tahu apa dosa dan salah mereka.
Wahai jiwa.
Semua manusia sama dihadapan Sang Maha.
Hanya ketakwaan yang letaknya didalam hati saja. Mengangkat derajat tinggi. Dan hanya Tuhan yang berhak menilainya.
Tanpa ku tahu. Rupanya ratap tangis si hina lebih mulia dihadapan sang Kuasa. Rintihan si miskin lebih Allah Sukai dari pada doaku dimalam gulita.
Karna hati yang penuh jumawa mengugurkan semua kebaikan dan  pahala.
Oh ilahi betapa Rapuh iman ku ini
Tiada faham dan mengerti. Engkau maha adil dan mengasihi. Lebih dekat dengan mereka si miskin dan si hina. Ketimbang dengan kami yang merasa suci dan mulia.
Robby beri aku kesempatan untuk menginsafi diri
Beri aku ampunan untuk perbaiki diri
Beri aku waktu lagi untuk menjadi hamba yang engkau cintai. Melepaskan semua congkak dan penyakit hati.Â
Catatan: puisi ini terinspirasi sebuah nasyid. Bahwa ibadah yang banyak akan sia-sia karna jumawa dan memandang diri lebih mulia. Allah maha adil. Ia tidak hanya memandang si takwa namun semua, bahkan hamba yang berlumur dosa.
Serang. 03 Desember 2022..