Seperri biasa, kegiatan rutinku di sekretariat HMJ PG Paud adalah mengerjakan tugas kuliah. Suasana cukup kondusif karena sepi dan lengang. Teman-teman yang biasanya ada di sini sudah pulang ke rumah masing-masing.
Saat sedang fokus di depan laptop, Mbak Entin, penjual di kantin datang dan mengantarkan pesananku, segelas jus jeruk segar.
"Vie, kamu kan tiap malam tidur di sini, pernah denger suara yang aneh-aneh ngga?" tanyanya.
"Denger apaan Mbak?" aku masih fokus dengan tugasku.
"Itu loh, di depan pohon belimbing depan PKM," jawab  Mbak Entin.
PKM adalah sebutan untuk gedung seluruh sekretariat HIMA (Himpunan Mahasiswa).
Aku yang sedang serius mengalihkan wajah pada Mbak Entin dan bertanya. "Hmmm, maksud Mbak gimana? Emang di pohon belimbing ada apa?"
Aku penasaran sekaligus was-was. Bagaimanapun, aku seringkali menghabiskan waktu di sini. Jika ada cerita misteri yang terdengar, sudah pasti akan sangat mempengaruhiku.
"Tiap malem suka ada anak kecil nangis. Selain itu ada juga yang pernah denger suara orang ketawa. Terus ada juga suara orang-orang ngobrol. Rame banget deh pokoknya," jelas Mbak Entin.
Penjelasan si Mbak barusan kontan membuatku semakin was-was dan merinding. "Oh, itu sih anak kecil dari terminal yang sering main di sini Mbak. Kadang juga belajar membaca, menulis dan menghitung sama kita."
"Ish mana mungkin, orang ramenya tengah malem kok. Kalo ngga jam dua belas ya jam satu," sanggah Mbak Entin.
"Masa sih? Mbak ngga usah nakutin saya deh. Mentang-mentang saya suka nginep di sini. Buktinya temen yang lain ngga ada tuh cerita tentang suara aneh-aneh." Sejujurnya aku menyangkal. Ya, menyangkal karena aku seorang penakut.
"Yang lain ngga pernah nginep di HIMA, Vie! Paling malem jam sepuluh mereka udah pada bubar. Nah, Mbak kan tinggal deket-deket sini. Jadinya kalau Mbak sih udah biasa aja," penjelasan Mbak Entin semakin membuat jantungku berdisko.