Ibarat makan buah simalakama, seperti itu mungkin yang dirasakan konsumen operator selular di wilayah Indonesia Timur. Dipakai mahal, gak dipakai butuh untuk komunikasi dengan kolega ataupun kerabat di wilayah lain.
Hal ini disebabkan oleh wilayah Indonesia Timur hanya dimonopoli oleh satu operator selular yang memang telah memiliki jaringan cukup luas. Operator selular tersebut adalah Telkomsel yang merupakan anak perusahaan Telkom.
Konsumen operator selular wilayah Indonesia Timur tentu saja untuk menelpon dengan kolega atau kerabatnya yang tinggal di luar wilayah Indonesia Timur bisa sangat mahal tarifnya akibat tidak selalu sama operatornya. Karena banyak pilihan operator selular lain yang menawarkan harga lebih murah.
Maka penurunan tarif interkoneksi yang berlarut-larut dan justru kontra datang dari pihak Telkomsel akan memberikan harapan yang berlarut-larut pula bagi konsumen operator selular, khususnya wilayah Indonesia Timur.
Mau sampai kapan penurunan tarif interkoneksi akan terealisasi, agar konsumen operator wilayah Indonesia Timur tak lagi ibarat makan buah simalakama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H