Barangkali kita perlu sama-sama mengintropeksi diri. Baik dari pola tingka dan juga pola laku. Bahwa, dari sekian lama kaki berpijak, adakah rasa dendam yang selalu menyalah dalam dada? Entalah.
Setiap orang punya gaya hidup yang berbeda. Dari proses-proses panjang, hanya untuk mampu menggenggam kebahagiaan. Namun disisi lain, ada hal-hal besar yang perlu dihilangkan dalam benak kita sekalian. Yaitu sifat dendam terhadap manusia maupun makhluk hidup lainya.
Sifat dendam adalah satu sifat yang membuat hidup tak akan pernah berkembang. Karena sifat dendam memutuskan segala kelebihan. Baik dari segi kreatifitas dll.
Sifat dendam akan hadir ketika ada problematika yang tak mampu dibijaki secara baik-baik. Selalu mengambil kesimpulan tanpa berfikir jangka panjang, hingga disuatu waktu, akan ada rasa penyesalan. Karena kesimpulan yang diambil tidak sesuai pengharapan, maka yang ada hanya akan saling menyalakan. Maka dari situlah sifat dendam akan hadir, dan darisitulah terjadinya sebuah konflik yang mencekik segala keharmonisan. Semisalnya kita beri kepercayan kepada setu orang, namun pengharapan itu menghasilkan penghianatan. Dari situ terjadinya sakit hati hingga memicu pada sifat dendam.
Yang perlu diketahui adalah semakin besar sifat dendam yang disimpan, semakin tidak akan maju dan berkembang proses kehidupan. Kita akan selalu berada pada titik dan posisi yang sama dan akan tetap sama. Dan dari situlah pemikiran menyalahkan Tuhan-pun ada.
Olehnya itu, saling memperingati dan berbenah sesama manusia yang kehidupan di dunia hanyalah sementara. Sebab yang menjadi bekal kita dikelak nanti adalah amal dan perbuatan didunia. Maka hilangkan segala sifat dendam yang tak menguntungkan sama sekali.
Setiap orang memiliki cara pandang yang berbeda. Aku, kamu, dia maupun mereka. Semuanya punyak hak untuk berpendapat. Dan demikian sedikit hasil dari pemikiran saya.
Hadapilah segalah sesuatu dengan taba, sabar dan syukur. Semoga keridhaan Tuhan selalu merestui segala aktivitas kita yang diniatkan hanya untuk dan karena-Nya.
Waci, 7 Agustus 2021
Ismawan Din
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H