[caption id="attachment_360163" align="aligncenter" width="400" caption="Menuangkan belerang cair ke dalam cetakan"][/caption]
Sepulang dari mendaki puncak Gunung Ijen di Bondowoso, Jawa Timur kurang afdol bila tanpa membawa oleh-oleh spesial. Anda dan para pendaki lain bisa berburu suvenir-suvenir cantik dari belerang.
Saat berburu pesona blue fire pada dini hari, sekitar jam 02.00 itu saya sempat melihat beberapa pekerja tambang yang sekaligus perajin suvenir itu sedang asyik menuangkan belerang cair ke dalam cetakan-cetakan dengan bentuk beragam dan pastinya menarik.
Sambil menunggu momen yang tepat mengabadikan munculnya fenomena blue fire di dekat lokasi penambangan, saya mencoba melihat dari dekat para perajin suvenir itu.
[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="Beberapa contoh suvenir yang ditawarkan"][/caption]
Sesekali konsentrasi saya buyar akibat terpaan asap belerang yang sangat pedih di mata dan baunya menyengat itu.
Beberapa saat kemudian suasana normal kembali. Dan saat itu saya putuskan untuk mendekati kembali para perajin suvenir belerang.
Para perajin suvenir belerang termasuk gigih, di pagi yang gelap itu mereka sudah menjajakan suvenir belerang buatannya. Mereka tak menyia-nyiakan kesempatan yang ada.
[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="Suvenir dengan latar belakang ramainya para pendaki"][/caption]
Nyatanya ada saja wisatawan yang berminat membelinya meski dini hari itu mereka lagi sibuk berburu fenomena blue fire yang sudah mendunia.
Rasa pedih di mata akibat terpaan asap belerang masih saya rasakan. Meski demikian puluhan gambar fenomena blue fire sudah saya dapatkan.
Hari semakin siang, itu terlihat dari suasana sekitar kawah yang semakin terang. Saya mencoba naik ke atas, mencari tempat yang pas untuk mengabadikan Kawah Ijen yang berwarna hijau toska itu.
[caption id="attachment_360164" align="aligncenter" width="400" caption="Memindahkan belerang ke dalam bak truk"]
Anggota tim lainnya sudah menunggu di atas.Lely, Ayu dan Indra terlihat sedang asyik mendekati perajin suvenir belerang. Rupanya mereka tertarik untuk membelinya. Suasana yang semakin terang itu akan membantu memilih suvenir-suvenir mana yang cocok dengan selera.
Untuk suvenir yang berukuran besar, penjualnya membandrol harga Rp.15.000,-. Suvenir berukuran sedang dihargai Rp.10.000,-.
Lely dan teman-temannya tertarik untuk membeli yang kecil. Harganya hanya Rp.5000,- sudah dapat 2 buah. Lumayan bisa dibawa pulang untuk kenang-kenangan dari puncak Gunung Ijen.
[caption id="attachment_360165" align="aligncenter" width="400" caption="Membeli suvenir buat oleh-oleh di rumah"]
Dari berjualan suvenir, para pekerja tambang belerang bisa mendapatkan penghasilan tambahan. “Lumayan Mas buat nambah ekonomi rumah tangga” kata salah satu penjual tanpa menyebutkan berapa hasil dari berjualan suvenir seharinya.
Pekerjaan menambang belerang dan berjualan suvenir merupakan dua hal yang saling melengkapi. Terkadang penambang belerang itu juga beralih profesi menjadi guide (pemandu) pendakian. Seperti yang dilakukan Pak Misruani saat mendampingi tim kami mendaki Gunung Ijen pada 17 Agustus 2014 yang baru lalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H