[caption id="attachment_343643" align="aligncenter" width="500" caption="Ruangan rahasia yang diyakini sebagai tempat bersembunyi Raja Majapahit"][/caption]
Menjelang sore perjalanan saya sampai di sebuah tempat bernama Dusun Kedaton. Dusun ini masih berada satu wilayah dengan Desa Sentonorejo, Trowulan-Mojokerto.
Informasi yang saya dapatkan saat mengunjungi beberapa situs sebelumnya menunjukkan kalau di Dusun Kedaton ini terdapat kekunoan yang menjadi bukti kebesaran Majapahit di masa silam. Benar memang ada sebuah bangunan mirip panggung (berbentuk persegi) yang tersusun dari batu bata purbakala. Sebagian masyarakat dusun yang saya temui menyebut bangunan ini sebagai Situs (Candi) Kedaton karena memang ditemukan di Dusun Kedaton.
[caption id="attachment_343647" align="aligncenter" width="500" caption="Tanaman Juwet yang berada di sekeliling Situs Sumur Upas"]
Di sekeliling bangunan candi saya temukan beberapa Tanaman Juwet. Rimbunnya Pohon Juwet itu menjadi tempat bernaung saya dari sengatan sang mentari yang mulai tenggelam. Sambil sesekali memandangi buah juwet yang mulai masak, pandangan saya arahkan ke segala penjuru pedusunan ini.
[caption id="attachment_343646" align="aligncenter" width="500" caption="Sumur Upas yang dikeramatkan sebagian pelaku ritual"]
Suasana dusun terlihat cukup sepi. Hanya beberapa warga terlihat lalu lalang, itupun tampak dari kejauhan. Juru pelihara situs yang seharusnya dapat saya mintai keterangan ternyata juga tidak ada di tempat.
Belum jelas bentuk dan fungsi yang sebenarnya dari bangunan ini. Sepintas susunan bangunan bata terlihat rapi dan utuh. Panjangnya mencapai 12,6 meter; lebar 9,5 meter dan tingginya 1,58 meter (Pusat Informasi Majapahit).
Pada bagian sudut dan tengah bangunan ini terdapat ornamen yang sekaligus berfungsi sebagai penguat. Di depannya traveler juga menyaksikan susunan bata mirip trap tangga menuju bangunan yang lebih lebar berbentuk panggung ini.
Belum puas dengan Situs Kedaton, kira-kira 5 meteran ada bangunan kuno lainnya. Bangunan ini lebih mirip ruangan bersekat-sekat (kamar) namun berada di bawah permukaan tanah. Warga Trowulan menyebutnya Sumur Upas.
Upas berasal dari Bahasa Jawa yang berarti bisa atau racun. Di dalam sumur ini diperkirakan mengandung gas berbahaya dan mematikan. Makanya sebagian masyarakat setempat menamakan sumur kuno warisan Majapahit ini dengan julukan Sumur Upas.
Sebagian pelaku ritual ada yang nekat memanfaatkan air di sumur ini untuk ritual tertentu. Saat ke sana sumur ini dalam keadaan tertutup. Mungkin sengaja ditutup oleh pengelolah situs agar tidak disalah gunakan oleh pelaku-pelaku ritual itu. Di atasnya tergelar selembar karpet berwarna merah.
Sisa-sisa potongan lidi hio terlihat di atas penutup sumur ini. Bau harum hio masih membekas di sekitar sumur seolah memberi kesan angker dan sumur ini disakralkan. Khabarnya, para pelaku ritual itu sebelum bertapa brata terlebih dulu menyucikan diri dengan air Sumur Upas ini.
[caption id="attachment_343648" align="aligncenter" width="500" caption="Sisa bangunan masa Majapahit yang diyakini sebagai ruang rahasia sang raja"]
Saya mencoba mengamati lebih jauh ke sekeliling lokasi Sumur Upas. Namun harus tetap waspada karena susunan bata purbakala ini sudah berusia ribuan tahun. Dan kemungkinan sudah rapuh hingga injakan kaki saya menyebabkan runtuhnya bangunan purbakala yang lebih mirip benteng dalam tanah itu.
Sumber lain menyebutkan kalau Sumur Upas merupakan jalan rahasia menuju ruangan bawah tanah yang ada. Langkah ini diambil oleh sang raja dan keluarganya saat mereka terdesak oleh serangan musuh. Tak ada jalan lain kecuali bersembunyi dalam bunker bawah tanah yang sudah dirancang oleh arsitek kerajaan. Belum diperoleh keterangan yang jelas tentang kapan dibuatnya juga nama raja yang mewariskan bangunan kuno ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H