Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Stasiun (Pasar Turi) Dulu Jadi Alat Perjuangan

18 Maret 2016   12:49 Diperbarui: 14 Agustus 2016   10:06 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut catatan sejarah Stasiun Pasar Turi atau yang kala itu dikenal dengan sebutan Stasiun Soerabaia NIS (Nederlands Indische Spoorwegen Maatschappij) dibangun pada kisaran tahun 1902-1903 dan diresmikan penggunaannya pada tahun 1903. Sumber lain menyebutkan kalau Stasiun Pasar Turi sudah berdiri sejak 1 September 1897 (Dukut Imam Widodo 2008, Hikayat Soerabaia Tempo Doeloe Buku III). Sejak para karyawan atau buruh KA mengambil alih sistem perkereta-apian dari tangan penjajah Jepang pada 28 September 1945 maka pada hari itu pula ditetapkan sebagai Hari Kereta Api Indonesia.

Waktu itu kereta api dan banyak stasiun di Pulau Jawa, saya belum tahu apakah Stasiun Pasar Turi termasuk di dalamnya, banyak dijadikan alat transportasi perjuangan oleh para pemimpin bangsa kita. Para pejuang kita tak terkecuali Bung Karno-Hatta dan Jenderal Sudirman, kadang juga memanfaatkan stasiun sebagai tempat berkoordinasi dengan para pejuang dari daerah lain sebelum mereka melakukan perlawanan kepada penjajah. Pekik merdeka, selebaran, pamflet,  atau yel-yel untuk mengobarkan semangat perjuangan di masa revolusi juga dilakukan dengan menggunakan rangkaian KA dan stasiun.

Pada bulan November 1946 hampir seluruh stasiun KA yang ada di Jawa dijadikan tempat penukaran mata uang Belanda dan Jepang menjadi ORI (Oeang Repoeblik Indonesia). Kereta api kala itu juga berfungsi sebagai alat untuk mengedarkan ORI ke daerah-daerah pedalaman. Dari keterangan di atas saya menjadi lebih tahu bahwa stasiun berikut kereta apinya merupakan alat transportasi berteknologi canggih yang sudah diperkenalkan semenjak kolonialisme Belanda bercokol di tanah air. Pada awalnya merupakan alat perjuangan melepaskan diri dari belenggu penjajahan namun kini telah menjadi alat transportasi yang nyaman dan terjangkau bagi rakyat Indonesia. Semoga.

[caption caption="Lokomotif tua di Stasiun Pasar Turi Surabaya"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun