Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Rujak Manis Selapak Berdua, Beda!

9 Mei 2015   07:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:14 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_416075" align="aligncenter" width="500" caption="Buah yang akan dijadikan rujak manis"][/caption]

Ada yang lain saat saya memasuki kawasan Jalan Polisi Istimewa Surabaya. Kawasan yang dulu bernama Jalan Dr. Sutomo itu sudah sejak lama dikenal orang sebagai salah satu sentra kuliner jalanan. Di jalan itu pula Anda bisa melihat dari dekat bangunan tua warisan Belanda, yakni gedung SMK Saint Louis dan Gereja Katedral Surabaya.

Di sebelah kanan-kiri sepanjang Jalan Polisi Istimewa itu terlihat puluhan lapak dorong yang menjajakan bermacam makanan. Tapi yang paling dominan adalah lapak para pedagang rujak manis. Sebagian lagi para pedagang lumpia khas semarang dan kuliner lainnya.

[caption id="attachment_416076" align="aligncenter" width="270" caption="Kebersamaan Pak Sukmadi dan istri"]

1431130386889435796
1431130386889435796
[/caption]

[caption id="attachment_416077" align="aligncenter" width="270" caption="Lapak Sri Gading memang beda"]

1431130625434699855
1431130625434699855
[/caption]

Masing-masing lapak dorong umumnya ditunggui oleh seorang pedagang, apakah itu pria atau wanita. Tapi untuk lapak rujak manis yang di depannya bertuliskan nama Sri Gading itu sepertinya tampil beda.

Dari ukuran lapaknya mungkin tak berbeda jauh dengan lapak para pedagang rujak manis lainnya. Lapak rujak manis Sri Gading terlihat begitu spesial karena ditunggui oleh pasangan yang usianya sudah tidak muda lagi. Penasaran? Lalu siapa sebenarnya mereka itu?

Mereka adalah Pak Sukmadi dan sang istri tersayang. Keduanya tinggal tidak jauh dari kawasan Jalan Polisi Istimewa. Sejak pensiun dari pekerjaannya beberapa tahun yang lalu, Pak Sukmadi mengaku tak mau berdiam diri di rumah saja. Bersama istrinya ia mengisi masa pensiunnya dengan membuka lapak rujak manis di belokan Jalan Polisi Istimewa Surabaya.

“Mumpung masih kuat dik, ya seperti inilah hiburan saya” tuturnya dengan santun.

Lelaki tua kelahiran Surabaya 63 tahun silam itu terlihat tetap enerjik di usia senjanya. Istrinyapun demikian. Meski terbilang tua namun keduanya tetap bugar dan pintar menjaga penampilan.

“Kami selalu berdua menunggui lapak ini” lanjutnya.

[caption id="attachment_416078" align="aligncenter" width="270" caption="Siap disajikan"]

14311308831982899289
14311308831982899289
[/caption]

Awalnya saya tertarik dengan rujak manisnya, kemudian secara diam-diam saya justru mengagumi sosok dan kepribadian mereka. Keberadaan mereka menjadi inspirasi sederhana bagi saya atau mungkin juga para penikmat rujak manis lainnya.

Betapa tidak, kebersamaan keduanya seolah menjadi sebuah kekuatan besar. Keduanya tak bisa dipisahkan begitu saja. Bila berjualan seorang diri karena salah satunya berhalangan atau sakit, mereka malah akan merasa malas atau enggan. Tapi bila berdua, bekerja seiring sejalan dan saling membantu tentu akan terasa mudah dan ringan.

[caption id="attachment_416079" align="aligncenter" width="400" caption="Dengan ditemani kerupuk bawang tambah siip"]

14311310322136398345
14311310322136398345
[/caption]

Sebungkus rujak manis Pak Sukmadi dihargai Rp. 12.000,-. Makan rujak manis terasa kurang pas tanpa ditemani kerupuk bawang. Harga sebungkus kerupuk bawang cuma Rp. 5000,-.

Rujak manis Jalan Polisi Istimewa memang beda. Macam buahnya lebih banyak dan irisannya mantap. Ada buah apel, semangka, belimbing, jambu air, nangka, ketimun, kedondong dan mangga muda.

Bumbunya dicampur kacang tanah dengan rasa pedas yang pas. Gula merah yang digunakan juga terpilih. Anak kecilpun pasti suka dengan rasanya. Rujak manis mungkin akan terasa lebih nikmat bila disajikan oleh penjual yang mirip dengan sosok Pak Sukmadi. Se-lapak berdua bersama sang istri tersayang.

[caption id="attachment_416080" align="aligncenter" width="400" caption="Pembelinya juga bermobil lho!"]

14311312561618716007
14311312561618716007
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun