Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Melihat Kehidupan Pemetik Teh Wonosari

18 Maret 2015   21:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:27 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_403840" align="aligncenter" width="500" caption="Bu Husni sigap memetik daun teh"][/caption]

Dengan sigap Bu Husni merangsek masuk ke tengah rumpun pohon teh. Ia bersama puluhan pemetik teh lainnya bekerja bahu-membahu siang itu. Bu Husni termasuk perempuan yang tangguh, diusianya yang sudah menginjak 55 tahun itu tetap saja ia berkarya untuk keluarganya.

Ia warga asli Desa Toyomarto, Wonosari-Lawang-Malang dimana kebun teh berada. Perlu diketahui bahwa kebun teh Wonosari, Lawang-Malang ini sudah ada sejak jaman Belanda, tepatnya tahun 1910. Bu Husni sendiri mengaku sudah puluhan tahun menekuni profesinya sebagai pemetik teh di kebun ini.

[caption id="attachment_403841" align="aligncenter" width="400" caption="Kebun teh Wonosari, Lawang-Malang sudah ada sejak 1910"]

1426687558901005446
1426687558901005446
[/caption]

“Aku kerjo borongan mas, hasilku gak mesti. Kadang sedino iso oleh duit rong puluh ewu sampek seket ewu” (Saya bekerja borongan, hasilnya tidak menentu. Kadang sehari bisa dapat uang dua puluh sampai lima puluh ribu) aku Bu Husni agak malu.

Daun-daun teh yang dipetik Bu Husni dan teman-temannya dikumpulkan dalam kantongan yang terbuat dari bahan plastik seperti jaring. Sehari ia bisa memetik daun teh sebanyak 20 kantung.

[caption id="attachment_403842" align="aligncenter" width="400" caption="Berfotoria bersama Bu Husni"]

1426687699216994344
1426687699216994344
[/caption]

Bu Husni memetik daun teh seolah terlihat asal-asalan saja. Ketika saya tanya mengapa tidak menggunakan alat berupa sabit atau pemotong lainnya, ia menjawab : “engko rasane gak enak mas” (nanti rasanya tidak enak mas).

[caption id="attachment_403843" align="aligncenter" width="400" caption="Daun teh (Camelia sinensis) lengkap dengan bunganya"]

142668781659735251
142668781659735251
[/caption]

Saya baru ingat kalau memetik daun teh itu ada caranya. Harus benar-benar daun teh yang layak petik sajalah yang dipanen agar dihasilkan teh berkualitas. Itu sebabnya pemetikan daun teh secara manual sangat dianjurkan. Tidak perlu menggunakan mesin atau alat pemotong lainnya.

[caption id="attachment_403844" align="aligncenter" width="400" caption="Daun teh yang sudah dipetik ditempatkan dalam wadah seperti ini."]

14266879391124656522
14266879391124656522
[/caption]

Bertemu dan berbincang-bincang dengan para pemetik teh saat mengunjungi kebun teh Wonosari-Lawang-Malang tentu menjadi pengalaman yang sangat berharga. Apalagi bila berkesempatan masuk ke dalam pabrik pengolahannya tentu itu lebih bermanfaat lagi.

[caption id="attachment_403845" align="aligncenter" width="400" caption="Upaya peremajaan tanaman teh"]

1426688078839627192
1426688078839627192
[/caption]

Setiap pengunjung kebun teh dikenakan tiket masuk sebesar Rp. 8000,- itu sudah termasuk biaya asuransi. Ongkos parkir kendaraan roda dua sebesar Rp. 2000,-. Bagi Anda yang penasaran dengan proses pengolahan teh bisa saja mengikuti program wisata pabrik. Program ini melibatkan peran seorang guide sehingga tiket masuknyapun sedikit lebih mahal, yakni Rp. 50.000,- untuk seorangnya.

[caption id="attachment_403846" align="aligncenter" width="400" caption="Tea House kebun teh Wonosari"]

14266882111611472275
14266882111611472275
[/caption]

Dalam kebun teh ini Anda akan menyaksikan hamparan tanaman teh yang hijau nan luas. Menurut keterangan seorang pekerja kebun, luasnya mencapai lebih dari 750 hektar. Tanaman teh (Camelia sinensis) yang diperkenalkan dalam kebun ini berasal dari varietas Gambung 1-17. Mengingat pabrik pengolahannya dibawah naungan PTPN XII maka hasil produksi tehnya dinamakan “teh rolas”. Rolas merupakan istilah Bahasa Jawa yang berarti dua belas.

[caption id="attachment_403847" align="aligncenter" width="400" caption="Wisata Pabrik Teh"]

14266883171112007395
14266883171112007395
[/caption]

Di sudut lain kebun teh Wonosari-Lawang-Malang, Anda akan menyaksikan sebagian tanaman teh yang mulai dipangkas hingga tersisa sebagian batangnya saja. Hal itu untuk merangsang tumbuhnya daun-daun muda.

[caption id="attachment_403849" align="aligncenter" width="400" caption="Hamparan tanaman teh yang hijau nan luas"]

142668849438275646
142668849438275646
[/caption]

Tak hanya hamparan teh yang luas nan menghijau, kebuh teh Wonosari juga dilengkapi sarana lain berupa tea house, flying fox, kendaraan ATV, tempat penginapan dan lainnya. Hawanya juga sejuk karena berada di lereng Gunung Arjuna. Hal itu menjadikan kebun teh Wonosari sebagai salah satu agrowisata favorit wisatawan saat mereka melancong ke Kota Malang.

[caption id="attachment_403852" align="aligncenter" width="400" caption="Teh Rollas"]

1426688660472467785
1426688660472467785
[/caption]

[caption id="attachment_403853" align="aligncenter" width="400" caption="Anda memasuki gerbang kebun teh, Lawang-Malang"]

1426688776263807250
1426688776263807250
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun