[caption id="attachment_408399" align="aligncenter" width="500" caption="Makam Panjang yang dikeramatkan "][/caption]
Usai mengunjungi Candi Minak Jinggo di Dusun Unggah-unggahan-Trowulan saya lanjutkan perjalanan menuju situs Makam Panjang. Letak situs tak terlalu jauh, paling hanya sekitar 300 meter dari lokasi Candi Minak Jinggo. Dari Pak Wagiso pula saya mendapatkan sedikit keterangan seputar Makam Panjang.
Saya sempat membayangkan kalau makam atau kuburan ini pasti ukurannya panjang atau jauh lebih besar dari ukuran (normal) yang biasa saya lihat.
Ternyata Makam Panjang ukurannya hanya sedikit lebih panjang dari ukuran makam yang biasa kita lihat. Mungkin karena tembok yang mengelilingi nisan itu dibuat agak melebar dan cukup tebal sehingga memberi kesan lebih besar dan panjang dari makam biasa.
[caption id="attachment_408402" align="aligncenter" width="350" caption="Sisi lain Makam Panjang Trowulan"]
Lalu jasad siapakah yang dikuburkan dalam Makam Panjang itu?
Menurut pendapat I Made Kusumajaya dkk. dalam bukunya yang berjudul “Mengenal Kepurbakalaan Majapahit Di Daerah Trowulan” dalam Makam Panjang terdapat sebuah batu (prasasti) yang oleh warga sekitar dianggap batu nisan.
Batu prasasti itu bertuliskan Bahasa Jawa Kuno yang bunyinya : “pangadegning boddhi I saka 1203” yang maknanya kira-kira : berdirinya pohon bodi (beringin) pada tahun saka 1203.
[caption id="attachment_408403" align="aligncenter" width="350" caption="Pelaku ritual di Makam Panjang"]
Tahun saka 1203 sama dengan tahun 1281 masehi. Itu menunjukkan bahwa kala itu di kawasan yang sekarang dinamakan Makam Panjang itu sudah ada penghuninya. Padahal tahun itu Kerajaan Majapahit masih belum berdiri.
I Made Kusumajaya dkk. tidak menyebutkan siapa yang dikuburkan dalam Makam Panjang itu atau ditanamnya pohon beringin itu untuk memperingati peristiwa apa.
Agung selaku juru pelihara Makam Panjang ternyata mempunyai informasi yang sama sekali berbeda dengan pendapat para ahli termasuk I Made Kusumajaya dkk. Menurutnya, Makam Panjang yang kini banyak didatangi pelaku ritual itu dulunya merupakan gudang tempat menyimpan pusaka Kerajaan Majapahit.
[caption id="attachment_408404" align="aligncenter" width="350" caption="Jalan menuju Sumber Towo Majapahit"]
“Beraneka senjata pusaka seperti keris berbagai luk, tombak dan benda pusaka lainnya di letakkan dalam gudang ini” ungkap Agung memulai kisahnya.
“Sebagai gudang pusaka Majapahit, Makam Panjang dijaga dengan setia oleh Mbah Sayid Donopuro” lanjut Agung.
Bila diamati, letak Makam Panjang itu berada sedikit lebih tinggi dari kawasan di sekitarnya. Tak hanya makam yang penuh misteri, Agung juga mengajak saya turun ke lokasi Sumber Towo Majapahit. Konon bila meminta berkah dengan meminum air sumber ini maka segala yang dinginkan akan menjadi terkabul.
[caption id="attachment_408405" align="aligncenter" width="250" caption="Sumber Towo Majapahit"]
Karena rasa penasaran, sayapun mencoba meminum air Sumber Towo Majapahit. Rasanya memang benar-benar tawar (Jawa = towo) dan segar. Saya juga memakainya untuk membasuh muka agar bugar kembali. Lumayan untuk menyegarkan muka yang kusut setelah melakukan perjalanan panjang.
[caption id="attachment_408407" align="aligncenter" width="350" caption="Agung (baju merah) di depan Makam Panjang"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H