Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Edelweis Cantik, Buah Tangan dari Bromo

3 Mei 2016   23:07 Diperbarui: 13 Agustus 2016   13:22 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para pedagang Edelweis di Penanjakan (dok.pri)
Di malam yang masih gelap itu beberapa warga Tengger menawari kami rangkaian bunga cantik khas pegunungan Bromo yakni edelweis (Anaphalis javanica). Rangkaian edelweis ditawarkan dengan harga 5 sampai 10 ribuan. Asal tahu saja, Bunga Edelweis itu bukan hanya cantik dan menarik tetapi juga tahan lama. Bila ditempatkan dalam vas bunga bisa bertahan selama satu atau dua bulan, Bunga Edelweis masih terlihat segar dan cantik, tidak layu sedikitpun.

Edelweis dipercaya sebagai bunga abadi yang sering diburu masyarakat Tengger untuk diperjual-belikan sebagai buah tangan asli Tengger-Bromo. Mungkin karena banyak diburu sehingga populasinya dinyatakan langka dan wajib dilindungi. Usai meninggalkan deretan warung dan lapak, para wisatawan masih harus menapaki trap-trap tangga menuju view point. Di sana sudah berkumpul ratusan bahkan mungkin ribuan wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Mereka menanti-nanti detik-detik terbitnya sang mentari yang menawan itu. Saya dan rombongan PHP Adventure juga tak mau ketinggalan momen yang selalu ditunggu-tunggu para wisatawan saat mereka menjelajah Gunung Bromo itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun