Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Dari Sri Rejeki Hingga Rajanya Daun

5 Desember 2015   12:26 Diperbarui: 5 Desember 2015   14:55 3502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Salah satu hibrida impor (Thailand), Kochin Paramuai"][/caption]

Bagi mereka yang benar-benar menyukai tanaman hias apakah itu penghobi, kolektor atau praktisi tentu sangat paham dengan keberadaan tanaman hias bernama “Sri Rejeki”. Dulu saya sering melihat tanaman itu ditanam dalam pot-pot model sederhana yang ditempatkan di halaman rumah bahkan di ruang tamu rumah seseorang. Kala itu Sri Rejeki dijadikan tanaman hias klangenan (kesukaan) yang dibanggakan pemiliknya.

Tanaman Sri Rejeki mudah tumbuh dan berkembang membentuk anakan, warna daunnya hijau dengan semburat warna putih. Pertumbuhannya cepat, kadang bila tidak segera dipindahkan ke pot dengan ukuran yang lebih besar maka pot akan pecah karena terdesak perkembangan akarnya. Batangnya mengandung air, konon kata para orang tua waktu itu, bila kulit tubuh kita menyentuh getahnya akan terasa gatal. Ini mitos atau fakta? entahlah saya sendiri juga belum pernah membuktikan kebenarannya.

Seperti namanya, sebagian orang tua kala itu sangat percaya kalau tanaman yang asalnya dari Pulau Sumatera (Aceh) itu merupakan tanaman yang membawa hoki (keberuntungan) bagi pemeliharanya. Tak heran bila orang dulu kemudian tertarik untuk menanam dan menempatkannya di halaman rumah masing-masing. Sri Rejeki (lucky plant) kemudian mengalami perubahan bentuk (morfologi) seiring dengan perjalanan sang waktu.

[caption caption="Aglaonema lama, Sri Rejeki ada yang menamakan Beras Tumpah (Aglaonema nitidum)"]

[/caption]

[caption caption="Aglaonema rotundum"]

[/caption]

[caption caption="Ini juga Aglaonema lama"]

[/caption]

[caption caption="Sejenis Sri Rejeki juga"]

[/caption]

Seorang pemulia (breeder) tanaman kenamaan, Greg (Gregorius) Hambali selama bertahun-tahun melakukan percobaan perkawinan silang (hibridisasi) terhadap Sri Rejeki hingga didapatkan tanaman hias si Raja Daun yang sangat terkenal itu. Raja Daun sebenarnya merupakan julukan terhadap tanaman hias Aglaonema yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari Sri Rejeki.

Sejak tahun 2000-an pamor Aglaonema mulai melejit. Apalagi setelah Greg Hambali berhasil menemukan Pride of Sumatera, yakni sejenis Aglaonema yang memiliki daun dengan motif warna merah. Selain spesies asli Aglaonema Sri Rejeki yang mulai jarang kita temukan dewasa ini, di pasaran ada banyak jenis Aglaonema yang telah dikembangkan meliputi jenis hibrida lokal berkat sumbangsih pemikiran Greg Hambali. Ada pula hibrida impor yang didatangkan dari Negara Thailand.

Daun bagi Aglaonema merupakan bagian terpenting yang selalu mendapat perhatian lebih selain batang dan akarnya. Namanya juga “Raja Daun” jadi daunlah yang menjadi pusat perhatian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun