[caption id="attachment_402692" align="aligncenter" width="500" caption="Ratusan ribu lebah madu "][/caption]
Madu sudah sejak lama dikenal sebagai minuman yang sangat bermanfaat bagi manusia. Sebagian orang meyakini kalau cairan kental manis itu juga berfungsi sebagai obat mujarab (QS An-Nahl 68-69). Ia dihasilkan oleh sekelompok (koloni) hewan yang bernama lebah.
Pertanyaan yang muncul sekarang adalah apakah semua jenis madu berkhasiat obat? Bagaimana dengan madu yang ditawarkan oleh para pedagang keliling di jalan-jalan itu, apakah juga berkhasiat obat? Lalu seperti apakah madu murni itu? Untuk menjawab semua itu saya mencoba berkonsultasi dengan ahlinya.
[caption id="attachment_402693" align="aligncenter" width="400" caption="Lokasi penempatan kotak sarang lebah"]
Meski usianya terbilang masih belia namun pria yang satu ini boleh dibilang sudah jago dalam mengajari teknik jitu budidaya lebah madu . Dia adalah Hendro (20 tahun), lelaki asal Malang yang sehari-harinya bertugas sebagai pemandu di Agro Tawon Wisata Petik Madu (ATWPM), Lawang-Malang-Jawa Timur.
Menurutnya, lebah madu yang dibudidayakan di ATWPM ada beberapa spesies diantaranya : lebah lokal (Apis cerana); lebah impor atau lebah besar (Apis melivera) dan lebah klanceng (Apis trigona). Lebah impor merupakan jenis lebah yang paling banyak di budidayakan oleh ATWPM.
[caption id="attachment_402694" align="aligncenter" width="480" caption="Belajar akrab dengan lebah"]
Masing-masing lebah menghasilkan madu dalam waktu yang berbeda. Untuk jenis Apis melivera madu dipanen pada usia 7-15 hari. Apis cerana bekerja lebih lama dalam menghasilkan cairan madu yakni 1 bulan.
Sedangkan madu yang dihasilkan Apis trigona merupakan jenis madu yang paling baik bagi kesehatan manusia. Produksi madunya sedikit, waktu panennya juga lama yaitu sekitar 3 bulan.
[caption id="attachment_402695" align="aligncenter" width="300" caption="Hendro sedang memeragakan alat sparator madu"]
“Lebah-lebah itu mendatangi kuntum bunga untuk menghisap nektarnya. Dengan bantuan liurnya lebah mengolah kembali nektar dalam perutnya. Saat berada di sarangnya lebah mengeluarkan kembali cairan nektar sampai kental. Cairan kental manis yang keluar itulah yang dinamakan madu” terang Hendro saat memberi penjelasan kepada saya bagaimana lebah menghasilkan madu.
Dulu, orang membudidayakan madu dan lebahnya menggunakan cara-cara yang amat sederhana. Koloni lebah di ternakkan dalam tempat berupa potongan batang kayu (Jawa = Gowok). Di dalam batang kayu itu kawanan lebah dibiarkan tumbuh dan berkembang menyusun sarang yang di dalamnya berisi cairan madu.
[caption id="attachment_402696" align="aligncenter" width="400" caption="Dilengkapi dengan kafe dan meja bilyar"]
Bisa kita bayangkan betapa lama waktu yang diperlukan lebah untuk membuat sarang. Bahkan saat memanen madu sang peternak terlebih dulu harus memotong (menghancurkan) sarang yang sudah dengan susah payah disusun oleh kawanan lebah tadi.
Orang-orang tertentu masih sangat fanatis dengan teknologi ini. Pengambilan cairan madu dilakukan dengan memeras sarang sehingga bukan hanya madu yang keluar melainkan telur, larva atau semua hasil lebah juga turut terperas dan pastinya hancur.
[caption id="attachment_402697" align="aligncenter" width="400" caption="Kotak sarang lebah"]
Dengan cara ini madu yang dihasilkan memang murni, namun perlu diingat bahwa madu murni yang tercampur dengan bahan-bahan lain seperti telur, larva, anak-anak lebah atau produk-produk lebah lainnya akan memungkinkan terjadinya pembusukan (fermentasi).
Madu murni yang dihasilkan tidak malah menyehatkan bagi mereka yang mengonsumsinya melainkan menimbulkan rasa panas di daerah tenggorokan. Kadang-kadang bisa meledak bila disimpan dalam waktu yang agak lama.
[caption id="attachment_402698" align="aligncenter" width="300" caption="Mengeluarkan frame berisi koloni lebah"]
Seiring dengan berjalannya sang waktu, kemudian orang beralih menggunakan teknologi budidaya lebah madu yang lebih tepat guna. Dibuatlah kotak-kotak sarang (box). Kotak-kotak itu lalu ditempatkan pada areal tertentu. Untuk setiap kotak berisi 8 sampai 10 frame (bilah sarang lebah).
Untuk jenis Apis cerana (lebah lokal) mampu mencari nektar dari kotak sarangnya sejauh 1 kilometer. Sedangkan Apis melivera lebih jauh lagi, ia mampu terbang sejauh 2 kilometer dari sarangnya untuk dapat memperolah makanan (nektar).
[caption id="attachment_402699" align="aligncenter" width="480" caption="Koloni lebah dengan sarangnya dalam potongan batang kayu"]
Apabila produksi bagus maka dalam 1 frame bisa dihasilkan 4 sampai 5 kilogram sarang madu. Dalam 1 kotak terdiri dari ribuan sampai ratusan ribu lebah. Hanya ada 1 lebah ratu dalam koloni lebah itu.
Di dalam sarang lebah selain madu juga dihasilkan produk lainnya berupa : bee pollen, propolis dan royal jelly. Bagi koloni lebah, madu ibarat nasi. Lalu bee pollen merupakan lauknya.Propolis dikenal sebagai obat lebah. Dan royal jelly merupakan makanan untuk ratu lebah.
[caption id="attachment_402700" align="aligncenter" width="400" caption="Beraneka jenis hasil madu ditawarkan di Wisata Petik Madu, Lawang-Malang"]
Tak hanya bermanfaat bagi lebah, propolis juga berguna sebagai anti oksidan bagi manusia dan royal jelly berfungsi untuk proses regenerasi sel.
Di pintu keluar-masuk kotak sarang terdapat seekor lebah penjaga (sekuriti). Lebah ini mempunyai tugas mulia yaitu mengawal koloninya. Ia rela mati demi koloninya itu.
Dengan teknologi yang lebih maju lalu diciptakanlah sparator madu. Alatnya terbuat dari bahan stainless steel. Cara kerja alat ini sangat sederhana. Sarang lebah lengkap dengan madunya dimasukkan ke dalam sparator sesuai framenya.
[caption id="attachment_402701" align="aligncenter" width="400" caption="Maskot Wisata Petik Madu, Lawang-Malang"]
Lalu engkol pemutar digerakkan 10 sampai 20 kali putaran. Sehingga cairan madu terpercik ke dinding sebelah dalam sparator. Cairan madu kemudian tertampung dan dikeluarkan melalui kran yang ada dalam sparator itu.
“Dengan sparator hasil madunya lebih berlipat pak, harganya cuma 2 jutaan, sarang lebah juga tidak rusak dan bisa dipasang kembali dalam kotak” terang Hendro kepada saya.
Rupanya sparator madu itu merupakan salah satu alat yang paling penting dalam budidaya madu secara moderen. Selain menguasai teknik budidaya madu, dengan kepiawaiannya pula Hendro mampu menjinakkan ratusan ribu lebah itu.
[caption id="attachment_402702" align="aligncenter" width="400" caption="Membuat pondasi sarang dengan mendaur ulang sarang yang rusak"]
“Lebah atau tawon tak hanya menghasilkan madu, sengatnya juga berguna untuk terapi kesehatan. Terapi sengat lebah biasa dilakukan bagi penderita migraen atau saraf yang terjepit” tandas Hendro.
Uniknya, dengan arahan Hendro, koloni lebah itu menjadi bersahabat dengan orang yang memegangnya. Penasaran? Yuk kunjungi ATWPM di Jalan Wahidin, Lawang-Malang.