Dalam kesempatan yang berbahagia ini (kayak ustaz aja rek he..he..he..) saya mencoba membuat catatan sederhana tentang peristiwa isra'-mikraj yang saya nukilkan dari peristiwa Isra' Nabi Muhammad SAW dalam buku karya Bey Arifin yang berjudul Rangkaian Cerita Dalam Al-Quran (1997 : 386-389).Â
Pada suatu pagi sebelum matahari terbit, Nabi Muhammad SAW mengajak bercakap-cakap Ummu Hani (anak Abu Thalib, paman Nabi Muhammad SAW) tentang peristiwa isra' yang dialaminya.Â
Nabi SAW ingin menceritakan perjalanan isra'nya ke kaum Quraisy agar mereka tahu nikmat dan kodrat Allah yang Maha Besar.Â
Ummu Hani yang kala itu sudah memeluk Islam dan beriman penuh sempat mengingatkan agar Nabi SAW tidak menceritakan kejadian luar biasa yang dialaminya itu kepada bangsa Quraisy.Â
Dikhawatirkan akan mengingkari kerasulan dan kebenaran beliau. Tapi Nabi SAW tetap berkewajiban menyampaikan kebenaran peristiwa isra'nya itu serta tidak takut diejek atau diingkari oleh kaum Quraisy.Â
Ummu Hani akhirnya mengutus Nab'ah (perempuan budak tapi bisa dipercaya) untuk menemani Nabi SAW menemui kaum Quraisy.Â
Nab'ah melaporkan ke Ummu Hani kalau saat menemui kaum Quraisy di lapangan (antara Ka'bah dan sumur zam-zam), Nabi SAW bertemu Abu Jahal.Â
Dengan nada mengejek Abu Jahal melontarkan pertanyaan kepada Nabi SAW. "Ada pulakah kabar baru, Ya Muhammad". Â
Kemudian Nabi SAW menjawab : "Ya, ada, tadi malam saya diisra'kan (Allah) ke Baitulmaqdis ".Â
"Wah, sekarang Engkau telah berada di sini kembali", sanggah Abu Jahal. "Ya, jawab Nabi SAW pula.Â
"Bolehkah kabar ini saya siarkan kepada semua orang Quraisy" tanya Abu Jahal. Lalu Nabi SAW menjawab : "boleh saja".Â
Ummu Hani meminta Nab'ah agar bercerita lebih tenang. Menurut Nab'ah dalam waktu yang cepat penduduk Mekah berkumpul bersama-sama Abu Jahal dan melingkari Nabi SAW.Â