Festival pasar bandeng merupakan tradisi khas masyarakat Gresik yang hanya dijumpai pada bulan Ramadan saja.
Selain industri semen yang maju dengan pesat, kota yang terletak di pesisir utara Pulau Jawa yang dijuluki kota santri itu juga punya potensi lain berupa areal pertambakan rakyat yang terbentang luas.
Tak berlebihan bila ikan bandeng yang merupakan salah satu hasil tambak warga itu dijadikan sebagai ajang kontes (festival) pasar rakyat yang digelar setiap bulan Ramadan itu.
Sejarah pasar bandeng
Suatu ketika para santri yang mondok di Giri Kedaton ingin pulang ke kampung halaman masing-masing (mudik). Sebagai buah tangannya para santri itu membawakan ikan bandeng untuk keluarga di rumah karena memang ikan bandeng pada waktu itu merupakan hasil utama usaha pertambakan masyarakat Gresik.
Versi lain menyebutkan bahwa tradisi khas masyarakat Gresik yang bernama festival pasar bandeng ini memang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda bercokol di Gresik.
Mengingat mayoritas penduduk Gresik memiliki areal pertambakan yang cukup luas dan ikan bandeng merupakan salah satu hasil yang diunggulkan.
Setelah panen, para petambak itu bingung harus dikemanakan ikan-ikan hasil panen ini. Lalu mereka berinisiatif untuk menjual bersama-sama hingga menyerupai sebuah pasar khusus ikan bandeng.
Sejak saat itu, Gresik dikenal sebagai kota dengan potensi usaha tambak ikan yang menakjubkan. Ada ungkapan "belum dikatakan ke Gresik bila tidak menikmati ikan bandeng dengan beragam olahannya".
Sebagian masyarakat menilai ikan bandeng yang dibudidayakan di areal pertambakan Desa Mengare kabarnya memiliki rasa yang lezat.
Kemeriahan Pasar bandeng khas Gresik