Sebagai manusia yang hidup di bumi Indonesia tercinta ini, kita patut berbangga hati sekaligus bersyukur karena Indonesia merupakan negara yang kaya-raya meski mungkin hidup kita sebagai rakyat Indonesia itu kurang beruntung.Â
Potensi yang dimiliki Indonesia sangat luar biasa, potensi perairan darat dan kelautan, potensi perut bumi, potensi pertanian dan kehutanan serta beragam potensi lainnya. Â
Khusus untuk aspek kehutanan, saya tidak hendak menelisik (menyelisik) potensi kayu kehutanan dan industri kayu melainkan potensi hutan bakau (mangrove) yang banyak kita temukan di wilayah pantai Indonesia.Â
Kabarnya, hutan bakau yang ada di dunia ini, seperempatnya (25 persen) ada di Indonesia. Data yang dihimpun Spalding et al (1997) dalam Noor et al (1999) menyebutkan bahwa luas hutan bakau Indonesia diperkirakan antara 2,5 sampai 4,5 juta hektar.Â
Sementara beberapa negara di dunia lainnya seperti Australia memiliki hutan bakau seluas 0,97 juta hektar, keseluruhan hutan bakau di Nigeria jumlahnya 1,1 juta hektar dan di Brasil luas hutan bakaunya mencapai 1,3 juta hektar.Â
Dari keseluruhan hutan bakau yang ada di Indonesia, sepertiganya (1,3 juta hektar) ada di Teluk Bintuni, kawasan pantai sebelah barat daya Papua.Â
Lebih lanjut Noor et al (1999) mengatakan bahwa selain memiliki jumlah hutan bakau yang sangat luas, Indonesia juga dikenal sebagai salah satu negara di kawasan Samudra Pasifik dan Hindia dengan spesies mangrove terbanyak yaitu 39 spesies dari keseluruhan yang diketahui (202 spesies).Â
Manfaat hutan bakauÂ
Salah satu fungsi utama hutan bakau adalah untuk melindungi kawasan di pinggir pantai dari hempasan air laut (abrasi) selain itu untuk meredam terjadinya gelombang besar (tsunami).Â
Jepang merupakan salah satu negara di dunia yang berhasil memanfaatkan hutan mangrove sebagai green belt (sabuk hijau) dalam mengatasi ancaman bahaya tsunami.
Di Indonesia sendiri, sebagian hutan bakaunya telah beralih fungsi menjadi area pertambakan, ini mengkhawatirkan terutama bila tiba-tiba bahaya tsunami datang.Â