Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Brodin: "Kadung Tresno" dengan Istri Orang

27 September 2019   18:11 Diperbarui: 28 September 2019   04:36 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos


Entah sejak kapan Orkes Melayu (OM) masuk ke Indonesia dan kini telah menjadi bagian dari kasanah seni budaya Indonesia. 

Istilah OM masih sering disematkan pada nama grup atau kelompok musik dangdut, contohnya seperti OM. Soneta, OM. Monata, OM. NEW Pallapa dan masih banyak lagi grup musik dangdut lainnya.

Simpelnya, OM yang dimaksud ya musik dangdut itu. Kalau duluu.., musik dangdut identik dengan musik kampungan karena penikmatnya memang dari kalangan rakyat jelata yang tinggal di kampung-kampung, para sopir, tukang becak, pedagang kaki lima, pemilik warung kecil di pinggiran desa serta kelompok masyarakat kecil lainnya. Kini musik dangdut sudah semakin diterima oleh berbagai kalangan, termasuk kalangan elit sekalipun.

Mungkin karena adanya inovasi, daya kreasi dan telah dibumbui (dipadukan) dengan berbagai jenis musik lainnya sehingga dangdut lebih enak didengar dan dari segi penampilan di panggung juga lebih menarik perhatian. 

Musik dangdut dengan irama yang rancak dan unik, sebagian penikmat dangdut menyebutnya dengan irama koplo ria belakangan sering dianut oleh banyak grup dangdut di seantero nusantara.

Di Provinsi Jawa Timur sendiri yang namanya grup musik dangdut boleh dibilang sudah berkembang dengan pesat, jumlahnya juga banyak bak jamur yang tumbuh di musim hujan. 

Salah satu grup dangdut di Jawa Timur yang sangat fenomenal dan telah mendapat tempat khusus di hati para penikmatnya adalah New Pallapa. Kelompok dangdut ini sangat dielu-elukan oleh para fansnya.

Dari sekian banyak penyanyi yang telah bergabung di grup New Pallapa, maka nama Brodin dan Wiwik Sagita lah yang saat ini sedang santer-santernya dirasani banyak penggemarnya. 

Wiwik Sagita selain cantik, seksi dan bersuara menggemaskan sering dijuluki sebagai Si Ratu Stroke. Sedangkan Brodin memiliki suara emas mirip sekali dengan warna suara Bang Haji Rhoma Irama. Keduanya jelas sangat klop bila tampil bersama di atas panggung.

Duet (feat) keduanya menjadi agenda yang paling ditunggu-tunggu oleh para fans mereka.

Cerita di dalam lagu Jambu Alas 

Lagu bertitel Jambu Alas bukan saja pas dan enak di dengar namun lagu yang juga pernah  disenandungkan oleh Didi Kempot itu memberi kesan jenaka dan mbeling (nakal). 

Betapa tidak, menurut logika perdangdutan jiaha..ha.., Brodin malah jatuh hati (tresno) kepada seorang wanita gegara senyumannya yang manis dan ramah. 

Namun sayangnya sang wanita tadi sudah bersuami, sudah menjadi milik orang lain. Sehingga Brodin pun menjadi nelangsa (nelongso) tiwas nyawang ora melu nduweni.

Duet Brodin dan Wiwik Sagita dalam lagu bertajuk Jambu Alas terlihat semakin asik karena digelar di panggung yang cukup spektakuler dan ditempatkan di pinggir pantai dengan panorama alam sekitar yang menawan hati.

Tapi Brodin tidak berkecil hati. Tidak menyerah begitu saja , sebagai lelaki dia tak boleh merusak kebahagiaan orang lain karena sang wanita masih berstatus istri lelaki lain, dia pun sabar menunggu sang wanita pujaannya itu sampai menjadi janda, seperti terlihat pada cuplikan lagunya 

jambu alas nduk manis rasane, senadyan tiwas tak enteni randane.

Itulah resiko kalau menyukai perempuan yang sudah bersuami, 

jambu alas kulite ijo sing digagas wis duwe bojo, ada gula ada semut, durung rondo ojo direbut.

Wiwik Sagita pun tak mau dicap sebagai perempuan yang tidak setia karena sudah berjanji dalam hati (bertekad) menjalani hidup bersama suami tercintanya. Suka dan duka harus dijalani bersama. Seperti pada cuplikan lagu 

Sumpah ning batin yen kula tidak dikawin. Tekade ngati ora bakal luruh ganti. Sumpah wis janji arep sehidup semati. Seneng lan sedih bareng-bareng dilakoni.

Syair Jambu Alas selengkapnya bisa dilihat pada video karya VLam Pictures di atas.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun