Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Melihat Cak dan Ning Melenggang di Surabaya

26 Oktober 2018   10:59 Diperbarui: 26 Oktober 2018   11:17 1074
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Busana Cak dan Ning 

Patung cak dan ning di Museum Surabaya (dok.pri)
Patung cak dan ning di Museum Surabaya (dok.pri)
Melihat pasangan cak dan ning lengkap dengan busana kebesarannya, berjalan melenggang penuh kewibawaan tentu membuat terkesima siapa saja yang melihatnya. Untuk bisa menyaksikan seperti apa busana lengkap cak dan ning Surabaya kita bisa mendatangi Museum Surabaya atau datang langsung ketika pemkot Surabaya menggelar momen-momen penting, seperti pada acara festival rujak uleg yang digelar rutin setiap tahunnya. Dalam festival itu biasanya figur cak dan ning Surabaya akan ditampilkan lengkap dengan busana khas Surabaya.

Secara umum, pakaian (busana) yang dikenakan Cak Surabaya terdiri atas penghias kepala yang disebut udeng. Penutup badan berupa jas dan jarit. Udeng biasanya dibuat dari bahan batik.

Jas yang dikenakan dengan bentuk krah menutup leher. Jas berkancing lima (5) yang dipakai biasanya berwarna krem atau putih tulang. Di saku atas (sebelah kiri) biasanya diletakkan hiasan berupa sapu tangan berwarna merah dan rantai kecil keemasan.

Tubuh bagian bawah dibalut dengan kain jarit (bukan sarung) batik yang diwiru (dilipat-lipat) bagian depannya. Alas kaki menggunakan selop atau sandal gapit dari bahan kulit seperti kaum priyayi.

Busana yang dikenakan Ning Surabaya terdiri atas penutup kepala berupa kerudung berenda. Penutup badan berupa baju kebaya dan jarit batik. Antara kerudung dan baju kebaya biasanya warnanya sama. Baju kebaya dilengkapi hiasan berupa peniti berukuran agak besar berwarna kuning keemasan.

Alas kaki menggunakan sandal selop dengan ujung agak lancip. Warna selop disesuaikan dengan kerudung dan baju kebaya yang dikenakan agar match.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun