Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menikmati Karya Seni Mural di Sekitar Kita

25 Oktober 2018   10:56 Diperbarui: 26 Oktober 2018   12:03 1008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warung kopi lesehan dengan dinding mural (dok.pri)

Mereka yang doyan blusukan pasti pernah menjumpai gambar atau lukisan berukuran besar yang terpampang di dinding (tembok) rumah atau bangunan di pinggir jalan, tembok bangunan yang dibiarkan mangkrak selama bertahun-tahun, di trotoar bahkan di dalam kafe atau warung kopi sekalipun. 

Gambar atau lukisan tadi biasa disebut seni mural. Ada juga seni semacam mural yang oleh sebagian kalangan dinamakan seni grafiti. Katanya sih dalam prakteknya seni grafiti ini sering menggunakan bahan khusus berupa cat piloks (cat spray/semprot dalam kaleng bertekanan).

Seni mural berisi spirit (dok.pri)
Seni mural berisi spirit (dok.pri)
Di dalam dinding goa atau objek-objek wisata berupa bangunan kuno yang bernilai sejarah kadang juga tak lolos dari aksi corat-coret mural yang dilakukan oleh oknum tertentu.

Mural sebenarnya merupakan bentuk karya seni yang mengagumkan, apalagi kalau dilakukan oleh seniman yang bukan saja mahir (profesional) di bidang lukis-melukis melainkan juga pandai menempatkan dirinya.

Menyapa dunia (dok.pri)
Menyapa dunia (dok.pri)
Kalau kebetulan kita melintas di beberapa ruas jalan di Surabaya, kita akan menemukan dinding bangunan penuh dengan seni mural itu. Mungkin pihak pemerintah Kota Surabaya masih mengijinkan seniman mural ini untuk menyalurkan daya kreasinya. 

Lagi pula dengan hadirnya lukisan mural tadi ternyata menambah semaraknya kawasan sekitarnya. Kawasan yang sudah bersih dan indah akan bertambah cantik dengan hadirnya seni mural tadi.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Seni mural bukanlah pelampiasan keisengan semata. Atau sekedar  pengisi tembok kosong dan penghias kawasan sebuah kota. Lebih dari itu di dalam karya seni mural juga bisa berisi semangat (spirit) untuk memperjuangkan tujuan tertentu.

Rupanya tidak hanya jalan, bangunan, trotoar atau kawasan tertentu yang terbuka lebar untuk ajang kreativitas seniman mural. Di dalam kafe yang jadi tempat nongkrong para selebritis atau bahkan warung-warung kopi kini di dalamnya sudah dihiasi lukisan mural.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Seni mural hadir dalam ruangan kafe atau warung akan menjadi daya tarik tersendiri selain menu-menu makanan atau minuman yang disajikan. 

Sebagian orang (pengamat seni) melihat seni mural yang diaplikasikan dalam ruangan (interior) toko, kafe atau warung sebagai sesuatu yang norak namun sebagian orang lagi tak ada masalah dengan tampilan seni mural tadi. 

Malahan di dalam gambar atau lukisan mural yang ditampilkan disisipkan daftar menu atau kalimat yang berisi ajakan agar pengunjung rajin makan atau minum dengan menu andalan warung, resto atau kafe tadi tentunya dengan harga yang terjangkau pula.

Warung kopi lesehan dengan dinding mural (dok.pri)
Warung kopi lesehan dengan dinding mural (dok.pri)
Pernah ditemukan juga karya seni mural yang tidak pada tempatnya.  Dinding beberapa bangunan rumah kuno yang sudah berusia puluhan bahkan ratusan tahun di kawasan Kemasan, Gresik-Jawa Timur juga tak luput dari aksi vandalisme oknum tertentu. 

Pelakunya pasti bukan seniman mural yang menjunjung tinggi arti penting estetika lingkungan (bangunan bersejarah) dan nilai etika profesionalitas. Tembok bangunan kuno tadi hanya menjadi ajang keisengan para amatir seni mural.

Salah satu karya seni mural di pameran mural Dewan Kesenian Surabaya (dok.pri)
Salah satu karya seni mural di pameran mural Dewan Kesenian Surabaya (dok.pri)
Terlepas dari pro dan kontra mengenai keberadaan seni mural yang ada di lingkungan masyarakat kita, yang penting penempatannya tepat dan pemerintah setempat juga mengijinkan. 

Zaman sekarang, di mana sebagian dari masyarakat kita sedang demam dengan kesukaan berfotoria. Nah tempat-tempat yang instagramable seperti tembok gedung yang penuh dengan lukisan mural bisa dijadikan latar belakang untuk berswafoto.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun